Kamis, 20 November 2025


Deputi Bidang Geofisika BMKG Suko Prayitno Adi mengatakan, gerhana matahari hibrid terjadi ketika matahari, bulan, dan bumi tepat segaris sehingga di suatu tempat tertentu terjadi peristiwa piringan bulan yang teramati dari bumi lebih kecil daripada piringan matahari.

Sementara pada tempat tertentu lainnya, terjadi peristiwa piringan bulan yang teramati dari bumi sama dengan piringan matahari.

Baca: Catatan Sejarah Tanggal 9 Maret: Terjadi Fenomena Alam Gerhana Matahari Total

”Akibatnya, saat puncak gerhana di suatu tempat tertentu, matahari akan tampak seperti cincin, yaitu gelap di bagian tengahnya dan terang di bagian pinggirnya. Sedangkan di tempat tertentu lainnya, matahari seakan-akan tertutupi bulan,” paparnya mengutip Antara, Rabu (8/3/2023).

Ia mengemukakan gerhana matahari hibrid terdiri dari dua tipe gerhana, yakni gerhana matahari cincin dan gerhana matahari total.

Suko menambahkan terdapat tiga macam bayangan bulan yang terbentuk saat GMH yaitu antumbra, penumbra, dan umbra.
Baca: Hanya Terjadi di Sebagian Negara, Gerhana Matahari Cincin Hari Ini Tak Bisa Dilihat di IndonesiaMenurutnya, wilayah yang terlewati antumbra, gerhana yang teramati berupa gerhana matahari cincin. Sementara di wilayah yang terkena penumbra, gerhana yang teramati berupa gerhana matahari sebagian.”Kemudian di daerah tertentu lainnya yang terlewati umbra, gerhana yang teramati berupa gerhana matahari total,” katanya. Penulis: Cholis AnwarEditor: Cholis AnwarSumber: Antara

Baca Juga

Komentar

Terpopuler