Kala Mensos Risma Sujud di Kaki Penyandang Tunanetra Karena Ini
Murianews
Selasa, 21 Februari 2023 13:08:47
Sebelum masuk ke balai Wyata itu, Risma menyempatkan diri untuk mampir di Cafe More yang dikelola penyandang disabilitas netra. Risma juga berbincang dengan para guru Sekolah Luar Biasa (SLB) A Padjadjaran.
Saat itu, ada salah seorang guru yang menagih janji kepada Risma terkait hibah lahan milik Kementerian Sosial (Kemensos) yang saat ini digunakan sebagai sekolah untuk siswa tuna netra.
Namun, Risma mengatakan jika rencana pemberian hibah itu tidak dapat dilakukan. Sebagai gantinya, bangunan sekolah tersebut akan diperbaiki dan ditambah ruang kelasnya.
Baca: Anggaran Bansos Rp 400 Miliar Ditahan, Risma Surati Sri Mulyani”Mau diperbaiki, nanti pas perbaikan tolong diamankan, soalnya banyak yang tunanetra,” ujar Risma mengutip
Kompas.com, Selasa (21/2/2023).
Tawaran Risma itu ditolak beberapa guru dan staf penyandang disabilitas. Mereka tetap menginginkan agar Kemensos menghibahkan lahan tersebut.
Risma kemudian menimpali guru tersebut dengan mengatakan bahwa pemberian hibah sulit dilakukan karena posisi tanahnya berada di tengah.
”Ini susah karena tanahnya ada di tengah
gini, saya enggak bisa. Masalahnya apa? Sama-sama (milik) negaranya, makanya tadi yang penting saya bisa perbaiki. Ini kafe juga kami bangun untuk disabilitas. Makannya, Bu, kata saya kita berbagi,” ujar Risma.
Para guru SLB itu tetap mendesak Risma agar memenuhi janjinya menghibahkan lahan sekolah milik Kementerian Sosial tersebut. Namun, Risma tetap tidak bisa hingga akhirnya mantan Wali Kota Surabaya itu pun sujud di kaki salah satu guru tunanetra.
Baca: Mensos Risma Akan Surati Pemda untuk Tindak Pengemis Online”Saya sujud,” ujar Risma sambil membungkuk sujud, ke kaki pengajar itu.Staf Kementerian Sosial langsung menghampiri dan membangunkan Risma. Sementara itu, pengajar perempuan tunanetra itu masih terus berbicara.”Jangan begitu ibu. Bukan seperti ini maksudnya,” ujar salah satu guru sambil menangis.Risma mengatakan, Balai Wyata Guna ini harus digunakan untuk seluruh penyandang disabilitas, bukan hanya penyandang tunanetra saja.Ketika dihibahkan dan hanya dipakai untuk penyandang disabilitas netra, Risma khawatir ada anak-anak dengan kebutuhan khusus lainnya yang justru tidak terakomodir di Wyata Guna. Penulis: Cholis AnwarEditor: Cholis AnwarSumber: Kompas.com
Murianews, Bandung – Momen mengharukan saat Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini melakukan kunjungan kerja di Balai Wyata Guna Kota Bandung, Jawa Barat (Jabar), Selasa (21/2/2023).
Sebelum masuk ke balai Wyata itu, Risma menyempatkan diri untuk mampir di Cafe More yang dikelola penyandang disabilitas netra. Risma juga berbincang dengan para guru Sekolah Luar Biasa (SLB) A Padjadjaran.
Saat itu, ada salah seorang guru yang menagih janji kepada Risma terkait hibah lahan milik Kementerian Sosial (Kemensos) yang saat ini digunakan sebagai sekolah untuk siswa tuna netra.
Namun, Risma mengatakan jika rencana pemberian hibah itu tidak dapat dilakukan. Sebagai gantinya, bangunan sekolah tersebut akan diperbaiki dan ditambah ruang kelasnya.
Baca: Anggaran Bansos Rp 400 Miliar Ditahan, Risma Surati Sri Mulyani
”Mau diperbaiki, nanti pas perbaikan tolong diamankan, soalnya banyak yang tunanetra,” ujar Risma mengutip
Kompas.com, Selasa (21/2/2023).
Tawaran Risma itu ditolak beberapa guru dan staf penyandang disabilitas. Mereka tetap menginginkan agar Kemensos menghibahkan lahan tersebut.
Risma kemudian menimpali guru tersebut dengan mengatakan bahwa pemberian hibah sulit dilakukan karena posisi tanahnya berada di tengah.
”Ini susah karena tanahnya ada di tengah
gini, saya enggak bisa. Masalahnya apa? Sama-sama (milik) negaranya, makanya tadi yang penting saya bisa perbaiki. Ini kafe juga kami bangun untuk disabilitas. Makannya, Bu, kata saya kita berbagi,” ujar Risma.
Para guru SLB itu tetap mendesak Risma agar memenuhi janjinya menghibahkan lahan sekolah milik Kementerian Sosial tersebut. Namun, Risma tetap tidak bisa hingga akhirnya mantan Wali Kota Surabaya itu pun sujud di kaki salah satu guru tunanetra.
Baca: Mensos Risma Akan Surati Pemda untuk Tindak Pengemis Online
”Saya sujud,” ujar Risma sambil membungkuk sujud, ke kaki pengajar itu.
Staf Kementerian Sosial langsung menghampiri dan membangunkan Risma. Sementara itu, pengajar perempuan tunanetra itu masih terus berbicara.
”Jangan begitu ibu. Bukan seperti ini maksudnya,” ujar salah satu guru sambil menangis.
Risma mengatakan, Balai Wyata Guna ini harus digunakan untuk seluruh penyandang disabilitas, bukan hanya penyandang tunanetra saja.
Ketika dihibahkan dan hanya dipakai untuk penyandang disabilitas netra, Risma khawatir ada anak-anak dengan kebutuhan khusus lainnya yang justru tidak terakomodir di Wyata Guna.
Penulis: Cholis Anwar
Editor: Cholis Anwar
Sumber: Kompas.com