Kamis, 20 November 2025


Menurutnya, WTO memaksa Indonesia untuk melakukan ekspor bahan mentah nikel. Padahal, Indonesia sendiri juga membutuhkan itu. Namun, ketika pemerintah membuat kebijakan larangan ekspor bahan mentah, justru digugat oleh WTO.

”Mau kita lanjutkan ekspor bahan mentah? Hati-hati, dulu pada zaman VOC, zaman kompeni (Belanda), itu ada yang namanya kerja paksa, ada yang namanya tanam paksa. Zaman modern ini ada lagi, ekspor paksa. Kita dipaksa untuk ekspor. Loh ini barang kita kok,” ucap Jokowi dikutip dari kanal YouTube Sekretariat Presiden, Sabtu (3/12/2022).

Baca: Perkuat Ekonomi Nasional, RI Stop Ekspor Mineral Mentah Nikel, Bauksit dan Tembaga

Namun, Jokowi tetap tidak gentar menghadapi gugatan tersebut. Bahkan pihaknya yakin jika akan memenangkan gugatan itu.

”Tapi apa kita langsung pengen 'oh berhenti saja'? Tidak. Sampean para menteri, banding. Urusan nikel,” tegasnya.

Menurutnya, apabila Indonesia memutuskan untuk tidak melawan kembali, visi Indonesia dalam membangun ekosistem besar dari industri baterai kendaraan listrik tidak akan bisa terwujud. Apalagi, Indonesia sudah memiliki hampir seluruh bahan baku baterai seperti nikel, timah, tembaga, dan bauksit, yang kurang hanya lithium.
Sedangkan untuk lithium, Jokowi mengatakan, ia sempat berkoordinasi dengan Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Albanese untuk melakukan kesepakatan pembelian. Namun ternyata, di sana pun sudah ada tambang milik orang Indonesia.Baca: Jokowi Nekat Hentikan Ekspor Bahan Mentah, Ini Alasannya”Ini strategis, bener melakukan intervensi seperti itu. Sehingga, ekosistem besar yang ingin kita bangun jadi. Grafit juga sama, sintetisnya sudah bisa kita produksi sendiri sekarang. Artinya ini sudah jadi,” katanya. Penulis: Cholis AnwarEditor: Cholis AnwarSumber: Youtube Sekretariat Presiden

Baca Juga

Komentar

Terpopuler