Seperti analisa Alfons Tanujaya dari Vaksincom, dia menilai jika data yang dibocorkan Bjorka itu adalah valid. Sehingga pihak pengelola Aplikasi PeduliLindungi dalam hal ini dinilai lengah.
siapa yang bisa mengakses dan bagaimana ceritanya datanya bisa bocor,” kata Alfons, dikutip dari
, Rabu (16/11/2022).
Menurut Alfons, kalau memang menerapkan ISO 27001 dengan baik, akan ketahuan datanya bocor dari mana dan agar dilakukan mitigasi. Alfons juga mempertanyakan kenapa data tidak dienskripsi.
”Harusnya kolom tertentu yang penting untuk mengidentifikasi pemilik data dienkripsi. Seperti kolom nama, NIK dan nomor telepon. Sehingga sekalipun datanya bocor itu akan lebih sulit dieksploitasi atau diperjualbelikan,” ujar Alfons.
Data penting PeduliLindungi yang bocor dan berpotensi merugikan pemilik data adalah nama, NIK, nomor telepon, tanggal lahir,
dan status Covid-19. Alfons menegaskan dalam hal ini masyarakat adalah korbannya.
”Yang memiliki data itu jadi korban dan mengalami kerugian terbesar dalam kebocoran data. Pengelola data paling maksimal dapat malu dan dicap tidak becus kelola data,” tegasnya. Penulis: Cholis AnwarEditor: Cholis AnwarSumber: Detik.com
Murianews, Jakarta – Hacker Bjorka kembali berulah dengan menjual data yang diduga milik aplikasi PeduliLindungi. Bahkan data tersebut dinilai valid oleh sejumlah pihak.
Seperti analisa Alfons Tanujaya dari Vaksincom, dia menilai jika data yang dibocorkan Bjorka itu adalah valid. Sehingga pihak pengelola Aplikasi PeduliLindungi dalam hal ini dinilai lengah.
”Datanya kemungkinan besar valid dan memang menjadi pertanyaan besar, kok
database sebesar itu bisa bocor? Harusnya pihak pengelola data memiliki
recordnya siapa yang bisa mengakses dan bagaimana ceritanya datanya bisa bocor,” kata Alfons, dikutip dari
Detik.com, Rabu (16/11/2022).
Baca: Bjorka Kembali Berulah, Jual Data Aplikasi PeduliLindungi
Menurut Alfons, kalau memang menerapkan ISO 27001 dengan baik, akan ketahuan datanya bocor dari mana dan agar dilakukan mitigasi. Alfons juga mempertanyakan kenapa data tidak dienskripsi.
”Harusnya kolom tertentu yang penting untuk mengidentifikasi pemilik data dienkripsi. Seperti kolom nama, NIK dan nomor telepon. Sehingga sekalipun datanya bocor itu akan lebih sulit dieksploitasi atau diperjualbelikan,” ujar Alfons.
Data penting PeduliLindungi yang bocor dan berpotensi merugikan pemilik data adalah nama, NIK, nomor telepon, tanggal lahir,
checkin history dan status Covid-19. Alfons menegaskan dalam hal ini masyarakat adalah korbannya.
Baca: Bjorka Kembali Berulah, Diduga Bocorkan 44 Juta Data MyPertamina
”Yang memiliki data itu jadi korban dan mengalami kerugian terbesar dalam kebocoran data. Pengelola data paling maksimal dapat malu dan dicap tidak becus kelola data,” tegasnya.
Penulis: Cholis Anwar
Editor: Cholis Anwar
Sumber: Detik.com