) menegaskan bahwa Indonesia tidak akan lagi melakukan ekspor mineral mentah nikel, bauksit dan tembaga. Hal itu sudah menjadi komitmen pemerintah untuk menumbuhkan ekonomi nasional.
"Pandemi Covid-19 tidak boleh menghentikan transformasi besar ekonomi yang tengah dilakukan oleh pemerintah, yakni ekonomi yang memiliki nilai tambah tinggi," katanya dilansir dari
, Rabu (26/1/2022).
Menurutnya, Indonesia disebutnya sudah ratusan tahun terlalu bergantung pada ekspor bahan mentah ke luar negeri, utamanya ke Eropa sejak Nusantara masih berada di bawah kekuasaan VOC.
Oleh karenanya, Jokowi meminta seluruh perusahaan tambang nasional bisa mulai setop ekspor bahan mentah seperti nikel dan kemudian akan disusul mineral jenis lainnya.
"Ini harus kita hentikan. Kita sudah mulai dengan menghentikan ekspor nikel berupa bahan mentah dan menggantinya dengan bahan jadi dan setengah jadi. Setelah nikel, menyusul bauksit, tembaga, dan sebagainya," imbuhnya.
Dia pun membuat hitung-hitungan keuntungan negara jika hanya menjual bahan mentah dibanding produk jadi. Jokowi mencontohkan ekspor nikel dalam bentuk bahan mentah, yang hanya akan menghasilkan USD 1 miliar atau setara Rp 14-15 triliun."Setelah pelarangan ekspor bahan mentah itu, akhir tahun kemarin ekspor kita untuk besi baja, yang merupakan turunan dari nikel, menghasilkan USD20,8 miliar atau Rp 300 triliun. Dari Rp 15 triliun melompat menjadi Rp 300 triliun dan membuka lapangan pekerjaan yang banyak sekali," sebutnya.Penulis: Cholis AnwarEditor: Cholis AnwarSumber:
[caption id="attachment_264323" align="alignleft" width="880"]

Presiden Jokowi saat konferensi pers (Tangkapan layar youtube/Sekretariat presiden)[/caption]
MURIANEWS, Jakarta- Presiden Joko Widodo (
Jokowi) menegaskan bahwa Indonesia tidak akan lagi melakukan ekspor mineral mentah nikel, bauksit dan tembaga. Hal itu sudah menjadi komitmen pemerintah untuk menumbuhkan ekonomi nasional.
"Pandemi Covid-19 tidak boleh menghentikan transformasi besar ekonomi yang tengah dilakukan oleh pemerintah, yakni ekonomi yang memiliki nilai tambah tinggi," katanya dilansir dari
Liputan6.com, Rabu (26/1/2022).
Menurutnya, Indonesia disebutnya sudah ratusan tahun terlalu bergantung pada ekspor bahan mentah ke luar negeri, utamanya ke Eropa sejak Nusantara masih berada di bawah kekuasaan VOC.
Oleh karenanya, Jokowi meminta seluruh perusahaan tambang nasional bisa mulai setop ekspor bahan mentah seperti nikel dan kemudian akan disusul mineral jenis lainnya.
"Ini harus kita hentikan. Kita sudah mulai dengan menghentikan ekspor nikel berupa bahan mentah dan menggantinya dengan bahan jadi dan setengah jadi. Setelah nikel, menyusul bauksit, tembaga, dan sebagainya," imbuhnya.
Baca:
Presiden Jokowi Bebaskan Empat Bea Materai, Apa Saja?
Dia pun membuat hitung-hitungan keuntungan negara jika hanya menjual bahan mentah dibanding produk jadi. Jokowi mencontohkan ekspor nikel dalam bentuk bahan mentah, yang hanya akan menghasilkan USD 1 miliar atau setara Rp 14-15 triliun.
"Setelah pelarangan ekspor bahan mentah itu, akhir tahun kemarin ekspor kita untuk besi baja, yang merupakan turunan dari nikel, menghasilkan USD20,8 miliar atau Rp 300 triliun. Dari Rp 15 triliun melompat menjadi Rp 300 triliun dan membuka lapangan pekerjaan yang banyak sekali," sebutnya.
Penulis: Cholis Anwar
Editor: Cholis Anwar
Sumber:
Liputan6.com