Rabu, 19 November 2025


MURIANEWS, Jakarta - Head of Finex Willis Towers Watson Indonesia, Damy Nugraha mengatakan serangan siber tak hanya menyasar di perusahaan besar. Serangan juga datang ke perusahaan-perusahaan berskala kecil.

“Ada 81 persen perusahaan Indonesia percaya ke depannya akan terkena kebocoran data dalam 12 bulan kedepan. Sangat tinggi sekali risikonya di Indonesia. (ini) Tidak hanya menyerang korporasi besar. Menurut riset badan independent, sebanyak 90 persen menyerang akun-akun yang small media enterprise,” ujarnya.

Dalam Kegiatan Edukasi dan Literasi Kegiatan Edukasi dan Literasi Keamanan Informasi Sektor Media, Selasa (14/12/2021) ia mengatakan, latar belakang korporasi penting untuk melakukan fokus pada risiko siber.

“Pertama adanya UU PDP yang akan diterbitkan di Indonesia, ini akan jadi solusi perlindungan data pribadi,” ujarnya dikutip MURIANEWS dari YouTube BSSN.

Baca juga: Ini Lima Serangan Siber pada Media

Menurutnya, kebocoran data mayoritas datang dari human error. Dalam data yang dimilikinya, sebanyak 61 persen serangan siber itu datang dari human eror. “Ini faktornya sangat besar,” tambahnya.
Menurutnya, kebocoran data mayoritas datang dari human error. Dalam data yang dimilikinya, sebanyak 61 persen serangan siber itu datang dari human eror. “Ini faktornya sangat besar,” tambahnya.Damy menyebut, serangan siber jenis ransomeware menuntut uang tebusan senilai USD 4,5 juta atau setara sekitar Rp 60 miliar.Yang perlu dilakukan, lanjutnya, perusahaan perlu mengklasifikasi risiko tersebut dan mencari solusi dari keempat jenis risiko yang dihadapi perushaaan.Adapun empat risiko itu, adalah high probability tapi low impact, ada yang low probabilitu dan low impact, ada yang low impact tapi high impact dan ada high probability dan high impact. Penulis: Zulkifli FahmiEditor: Zulkifli Fahmi

Baca Juga

Komentar

Terpopuler