BSSN Berharap Insiden Siber Diberitakan Proporsional
Zulkifli Fahmi
Selasa, 14 Desember 2021 10:58:37
MURIANEWS, Jakarta – Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) berharap pemberitaan insiden siber dilakukan secara proporsional dan positif. Terutama yang terjadi di infranstruktur kritis nasional.
Dikatakan Deputi Bidang Keamanan Siber dan Sandi Perekonomian BSSN Mayjen TNI (Mar) Soeharyanto, pemberitaan yang simpang siur dari insiden siber di sana dapat memunculkan risiko dan mengganggu stabilitas nasional.
“BSSN berharap media memberikan informasi yang proporsional dan positif dalam pemberitaan insiden siber, tertutama yang terjadi infrastruktur kritis nasional karena pemberitaan simpang siur dapat mengganggu risiko dan stabilitas nasonal,” katanya dikutip
MURIANEWS dalam Kegiatan Edukasi dan Literasi Keamanan Informasi Sektor Media yang disiarkan secara daring, Selasa (14/12/2021).
Baca juga: BSSN: Ancaman Siber Tetap Ada Meski UU PDP DitetapkanMelalui kegiatan Edukasi dan Literasi Keamanan Informasi Sektor Media ini, pihaknya ingin berbagai tentang keamanan siber serta ancaman. Pihaknya juga ingin berbagi pengetahuan tentang kerawanan risiko insiden siber di sektor media.
“Memberikan pemahaman pada stakeholder sektor media, implementasi dalam menjalankan proses bisnis di organisasi, terkait hubungan keamanan informasi,” ujarnya.
“Memberikan pemahaman pada stakeholder sektor media, implementasi dalam menjalankan proses bisnis di organisasi, terkait hubungan keamanan informasi,” ujarnya.Kegiatan Edukasi dan Literasi Keamanan Informasi Sektor Media diselenggarakan BSSN dengan menghadirkan beberapa narasumber yang dibagi menjadi dua sesi.Pada sesi pertama, hadir narasumber, Jubir BSSN, Anton S; Ketua Komisi Dewan Pers, H Rais; Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan, Andrianto Gani; dan perwakilan Jurnalis, Nuris Effendy.Kemudian di sesi kedua, ada Praktisi Risk Menagemen, Damy Kesantrian; Perwakilan Asosiasi Televisi Swasta Indonesia, Neil Tobing; Perwakilan Tempo; dan Kabiro Hukum dan Komunikasi Publik BSSN. Penulis: Zulkifli FahmiEditor: Zulkifli Fahmi
[caption id="attachment_258307" align="alignleft" width="1280"]

Deputi Bidang Keamanan Siber dan Sandi Perekonomian BSSN Mayjen TNI (Mar) Soeharyanto. (YouTube/BSSN)[/caption]
MURIANEWS, Jakarta – Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) berharap pemberitaan insiden siber dilakukan secara proporsional dan positif. Terutama yang terjadi di infranstruktur kritis nasional.
Dikatakan Deputi Bidang Keamanan Siber dan Sandi Perekonomian BSSN Mayjen TNI (Mar) Soeharyanto, pemberitaan yang simpang siur dari insiden siber di sana dapat memunculkan risiko dan mengganggu stabilitas nasional.
“BSSN berharap media memberikan informasi yang proporsional dan positif dalam pemberitaan insiden siber, tertutama yang terjadi infrastruktur kritis nasional karena pemberitaan simpang siur dapat mengganggu risiko dan stabilitas nasonal,” katanya dikutip
MURIANEWS dalam Kegiatan Edukasi dan Literasi Keamanan Informasi Sektor Media yang disiarkan secara daring, Selasa (14/12/2021).
Baca juga: BSSN: Ancaman Siber Tetap Ada Meski UU PDP Ditetapkan
Melalui kegiatan Edukasi dan Literasi Keamanan Informasi Sektor Media ini, pihaknya ingin berbagai tentang keamanan siber serta ancaman. Pihaknya juga ingin berbagi pengetahuan tentang kerawanan risiko insiden siber di sektor media.
“Memberikan pemahaman pada stakeholder sektor media, implementasi dalam menjalankan proses bisnis di organisasi, terkait hubungan keamanan informasi,” ujarnya.
Kegiatan Edukasi dan Literasi Keamanan Informasi Sektor Media diselenggarakan BSSN dengan menghadirkan beberapa narasumber yang dibagi menjadi dua sesi.
Pada sesi pertama, hadir narasumber, Jubir BSSN, Anton S; Ketua Komisi Dewan Pers, H Rais; Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan, Andrianto Gani; dan perwakilan Jurnalis, Nuris Effendy.
Kemudian di sesi kedua, ada Praktisi Risk Menagemen, Damy Kesantrian; Perwakilan Asosiasi Televisi Swasta Indonesia, Neil Tobing; Perwakilan Tempo; dan Kabiro Hukum dan Komunikasi Publik BSSN.
Penulis: Zulkifli Fahmi
Editor: Zulkifli Fahmi