Jumat, 21 November 2025


MURIANEWS, Jakarta – Belum diakuinya vaksin asal China oleh Arab Saudi bisa jadi kendala jemaah umrah dan haji Indonesia. Meski vaksin itu sudah diakui World Health Organization (WHO).

Itu diungkapkan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dalam rapat kerja Komisi VII DPR RI. Yaqut mengatakan hanya empat vaksin yang diakui Arab Saudi, yakni, Pfizer, AstraZeneca, Johnson and Johnson, dan Moderna.

“Vaksin China termasuk, di dalamnya adalah Sinovac yang kita pakai dan diakui oleh WHO, itu tidak diakui Saudi,” kata Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas dikutip MURIANEWS dari YouTube DPR RI, Selasa (30/11/2021).

Menurutnya, jenis vaksin itu berkaitan dengan kebijakan karantina yang ditetapkan Arab Saudi. Di mana, mereka yang menerima empat vaksin yang diakui Arab Saudi bisa langsung beribadah umrah atau haji tanpa harus melalui karantina.

“Kalau tidak menggunakan 4 vaksin yang diakui Saudi itu tetap harus karantina selama tiga hari,” ungkapnya.

Yaqut menyampaikan pemerintah Arab Saudi memberikan kelonggaran terhadap penerima vaksin yang diakui WHO. Yakni, harus mendapatkan suntikan dosis ketiga menggunakan salah satu vaksin yang diakui Arab Saudi.

Baca juga: Jemaah Umrah RI Bisa Berangkat Desember 2021

“Dan itu 14 hari efikasinya sebelum berangkat sudah harus divaksin dengan booster satu di antara empat itu,” sebut dia.

Selain menjalani karantina, jamaah yang hanya diimunisasi dengan vaksin diakui WHO harus dinyatakan negatif berdasarkan tes polymerase chain reaction (PCR). Pengetesan dilakukan pada hari kedua karantina.

“Kalau hasilnya negatif, dia (jamaah) bisa langsung umrah dan sebaliknya,” ujar Yaqut.Di kesempatan yang sama, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengatakan jemaah umrah RI sudah bisa diberangkatkan mulai Desember 2021. Lebih dari 50 ribu jemaah sempat gagal gegara pandemi Covid19.Meski begitu, Yaqut mengatakan tak semua jemaah yang sempat gagal berangkat karena pandemi Covid19 itu bisa langsung berangkat.Baca juga: Vaksin Booster untuk Keberangkatan Haji-Umrah Masih Dibahas“Jemaah umrah yang tertunda keberangkatannya, berdasarkan data yang ada pada sistem informasi pengawasan terpadu umrah dan haji khusus (siskopatuh), sampai saat ini terdapat 59.757 orang,” ujarnya.Yaqut menjelaskan, berdasarkan data ada 18.752 orang yang sudah memegang visa. Yaqut menyebutkan mereka sudah siap untuk berangkat umrah dan memastikan bakal berangkat pada Desember 2021.“Jemaah umrah yang tertunda keberangkatannya menjadi prioritas yang diberangkatkan pada tahap awal dibukanya penyelenggaraan umrah di bulan Desember nanti,” ujar Yaqut. Penulis: Zulkifli FahmiEditor: Zulkifli Fahmi

Baca Juga

Komentar

Terpopuler