Rabu, 19 November 2025


MURIANEWS, Jakarta – Mutasi Covid kembali terjadi, yakni varian Omicron. Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mewanti-wanti adanya varian baru itu. Meski belum teridentifikasi di Indonesia, keberadaannya perlu diwaspadai.

Dalam konfrensi pers secara virtual di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Budi Gunadi Sadikin menjelaskan varian Omicron pertama kali diidentifikasi pada 9 November 2021 lalu.

Varian itu kemudian diinvestigasi WHO pada 24 November dan langsung meningkat varian yang jadi perhatian WHO pada 26 November 2021.

“Loncatannya melampaui level yang namanya variant of interest. Dan Indonesia menindaklanjutinya pada 28 November 2021,” kata Menkes dikutip MURIANEWS, dari YouTube Sekretariat Presiden, Senin (29/11/2021).

Baca juga: Varian Baru Sudah Masuk Kudus, Ganjar: Jangan Pernah Lepas Masker

Budi menyebut, varian baru itu nanti yang menyebabkan lonjakan. Seperti halnya, varian sebelumnya, yakni Alfa, Beta, dan Delta, yang mana menjadi penyebab lonjakan kasus pada pertengahan 2021 lalu.

Varian Omicron disebut merupakan mutase yang berbahaya dari sebelumnya. Di sebutkan Budi, ada sekitar 50 mutasi dari Omicron. 30 di antaranya ada di spike protein atau mahkota dari Corona.

“50 mutasi totalnya banyak mutasi yang ada di varian Alfa, Beta, Delta dan Gamma. Mutasi yang buruk terbagi menjadi tiga kelompok,” ujarnya.

Ada pun tiga kelompok itu, yakni meningkatkan keparahan bagi penderitanya. Kelompok ini belum terdeteksi.

Baca juga: Varian Covid-19 Mu vs Delta, Lebih Ganas Mana?
Baca juga: Varian Covid-19 Mu vs Delta, Lebih Ganas Mana?Sementara, dua kelompok lainnya, sudah terdeteksi, yakni mutase yang meningkatkan penularan atau transmisi, dan melemahkan antibody atau escape immunity sehingga bisa menghindari vaksin.“Khusus untuk Omicron ini studinya masih berjalan. Jadi jangan termakan berita-berita hoaks yang seakan-akan mereka menjadi ahli virologi karena ini bukan bidangnya dokter. ini bidangnya loud sciences, bidangnya virologist jadi semua orang mendadak jadi teologis,” jelasnya.Meski kelompok yang meningkatkan keparahan belum teridentifikasi, varian Omicron patut diwaspadai. Sebab, besar kemungkinan varian ini memiliki tingkat penularan yang cepat.Kemudian, penelitian Omicron ini sedang difinalisasi. Apakah, benar bisa menurunkan kemampuan antibody atau vaksinasi sebelumnya, kemungkinan besar iya.“Untuk yang pertama belum ada konfirmasi, untuk yang kedua dan ketiga kemungkinan besar ada. Tapi belum terkonfirmasi, sekali lagi karena sedang diteliti terus oleh para ahlinya,” ujarnya.Menkes meminta masyarakat tidak panik. Sebab, Indonesia dan dunia saat ini sudah cepat mengidentifikasi karena memiliki kapasitas yang lebih baik.“Sehingga kalau ada varian baru kita tahu dan kita langsung bisa gerakan itu antisipasi yang nomor dua pemerintah Indonesia mengambil kebijakan selalu berbasis data Jadi kita lihat kasus konfirmasi Positif,” ujarnya. Penulis: Zulkifli FahmiEditor: Zulkifli Fahmi

Baca Juga

Komentar

Terpopuler