Rabu, 19 November 2025


MURIANEWS, Jakarta – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan ada tiga obat untuk pengobatan pasien COVID-19. Tiga obat anti-inflamasi itu diujicobakan di 52 negara.

Dalam rilis WHO, Rabu (11/8/2021) tiga obat yang sedang diuji klinis itu yakni artesunate, imatinib, dan infliximab. Terapi tiga obat itu dipilih oleh panel ahli independen karena potensinya dalam mengurangi risiko kematian pada pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit.

Para ahli itu menggunakan tiga obat itu untuk indikasi lain, yakni artesunat digunakan untuk malaria berat, imatinib untuk kanker tertentu, dan infliximab untuk penyakit sistem kekebalan tubuh seperti penyakit crohn dan rheumatoid arthritis. Tiga obat itu, disumbangkan oleh produsennya untuk diujicoba.

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan uji klinis itu akan melibatkan ribuan peneliti di lebih dari 600 rumah sakit di 52 negara.

Direktur Jenderal WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan menemukan terapi yang lebih efektid dan mudah diakses untuk pasien COVID-19 tetap menjadi kebutuhan kritis. WHO bangga memimpin upaya globat itu.

“Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada pemerintah yang berpartisipasi, perusahaan farmasi, rumah sakit, dokter, dan pasien, yang telah bersama-sama melakukan ini dalam solidaritas global sejati,” katanya.

Sebelumnya, ada empat obat yang dievaluasi. Dari hasil penelitian, menunjukkan remdesivir, hydroxychloroquine, lopinavir dan interferon memiliki sedikit atau tidak berpengaruh pada pasien rawat inap dengan COVID-19.

 

Artesunat

Untuk diketahui, Artesunat merupakan obat untuk mengobati malaria. Dalam percobaa, obat yang diproduksi Ipca itu akan diberikan secara intravena selama tujuh hari, dengan menggunakan dosis standar yang direkomendasikan untuk pengobatan malaria berat.

Artesunate adalah turunan dari artemisinin, obat antimalaria yang diekstrak dari ramuan Artemisia annua. Artemisinin dan turunannya telah digunakan secara luas dalam pengobatan malaria dan penyakit parasit lainnya selama lebih dari 30 tahun, dan dianggap sangat aman. Kelompok Penasihat Terapi COVID-19 WHO merekomendasikan untuk mengevaluasi sifat anti-inflamasi artesunat.
Artesunate adalah turunan dari artemisinin, obat antimalaria yang diekstrak dari ramuan Artemisia annua. Artemisinin dan turunannya telah digunakan secara luas dalam pengobatan malaria dan penyakit parasit lainnya selama lebih dari 30 tahun, dan dianggap sangat aman. Kelompok Penasihat Terapi COVID-19 WHO merekomendasikan untuk mengevaluasi sifat anti-inflamasi artesunat. ImatinibImatinib yang diproduksi oleh Novartis merupakan obat untuk mengobati jenis kanker tertentu. WHO akan mengujicobakan obati ini secara oral, sekali sehari selama 14 hari. Dosis yang digunakan juga standar, yakni dosis paling bawah dari pasien dengan keganasan hematologis yang diberikan dalam jangka waktu yang lama.Imatinib adalah inhibitor tirosin kinase molekul kecil, diformulasikan sebagai obat kemoterapi oral yang digunakan untuk mengobati jenis kanker tertentu. Data klinis eksperimental dan awal menunjukkan bahwa imatinib membalikkan kebocoran kapiler paru. Sebuah uji klinis acak yang dilakukan di Belanda melaporkan bahwa imatinib dapat memberikan manfaat klinis pada pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit, tanpa adanya masalah keamanan. InfliximabInfliximab digunakan untuk mengobati penyakit pada sistem kekebalan tubuh. Dalam percobaan, obat yang diproduksi Johnson dan Johnson itu akan diberikan secara intravena sebagai dosis tunggal. Dosis yang digunakan adalah dosis standar yang diberikan pada pasien dengan Penyakit Crohn dalam waktu yang lama.Infliximab adalah penghambat alfa TNF, antibodi monoklonal chimeric yang mengenali alfa TNF manusia. Biologi anti-TNF telah disetujui untuk pengobatan kondisi peradangan autoimun tertentu selama lebih dari 20 tahun, menunjukkan kemanjuran dan keamanan yang menguntungkan dalam membatasi peradangan spektrum luas, termasuk pada populasi lanjut usia yang paling rentan secara klinis terhadap COVID-19. Reporter: Zulkifli FahmiEditor: Zulkifli Fahmi

Baca Juga

Komentar

Terpopuler