Rabu, 19 November 2025


MURIANEWS, Jakarta – Kasus penularan Covid-19 di luar Pulau Jawa dan Bali meningkat drastis dalam dua pekan terakhir. Presiden Joko Widodo meminta seluruh elemen untuk merespon cepat agar kasus bisa segera dikendalikan dan turun.

Dalam rapat terbatas evaluasi PPKM Level 4, Sabtu (7/8/2021) yang disiarkan di YouTube Sekretariat Presiden, Jokowi mewanti-wanti seluruh pimpinan daerah dan jajaran TNI-Polri. Jokowi meminta seluruh jajaran agar berhati-hati terhadap lonjakan kasus itu.

“Kebutuhan kita sekarang ini respon cepat. Kelihatannya ini terjadi pergeseran lonjakan dari jawa bali menuju ke luar jawa bali dan selama dua minggu ini saya melihat penambahan kasus baru di provinsi luar jawa bali terus meningkat,” kata Jokowi.

Dalam catatannya, Jokowi menyebutkan per 25 Juli 2021 daerah luar Jawa-Bali berkontribusi pada kasus Covid-19 nasional sebesar 13.200 kasus atau 34 persen. Namun, per 1 Agustus angkanya naik menjadi 13.589 atau 44 persen terhadap total kasus nasional. Kemudian, per 6 Agustus naik lagi ke angka 21.374 kasus atau 54 persen.

Jokowi menyebut ada lima provinsi di luar Jawa-Bali yang memiliki catatan kasus Covid-19 tinggi. Pertama, Kalimantan Timur dengan 22.529 kasus aktif. Kemudian Sumatera Utara dengan 21.876 kasus aktif, Papua 14.989 kasus aktif, Sumatera Barat 14.496 kasus aktif, dan Riau 13.958 kasus aktif.

Catatkan Lonjakan Covid-19 Lalu, pada 6 Agustus 2021 kasus aktif Covid-19 di Sumatera Utara naik jadi 22.892 kasus, Riau 14.993 kasus, Sumatera Barat 14.712 kasus. ‘Yang turun dua hari kemarin Kaltim dan Papua, tetapi hati-hati, ini selalu naik dan turun,” ujar Jokowi.

Secara khusus Jokowi menggarisbawahi kenaikan kasus Covid-19 di Nusa Tenggara Timur (NTT). Pada 3 Agustus ada 608 kasus baru Covid-19, kemudian 530 kasus pada 4 Agustus, dan 3.598 kasus baru pada 6 Agustus. “Ini yang harus diperhatikan,” tegasnya.

Presiden pun memerintahkan seluruh jajaran untuk merespon cepat dengan tiga hal, yakni pembatasan mobilitas, testing dan tracing, kemudian treatment.

“Mobilitas harus direm. Orang-orang yang memiliki kasus positif ini segera ditemukan, merespon secara cepat karena ini berkaitan dengan kecepatan, kalau nggak, orang punya kasus positif sudah menyebar ke mana-mana. Segera temukan," ucap Jokowi.

Sebagai upaya treatment. Jokowi berpesan, jika ada warga yang terkonfirmasi Covid-19 maka harus segera dibawa ke fasilitas isolasi terpusat. Gubernur, bupati, dan wali kota bertugas menyiapkan fasilitas isolasi terpusat di wilayah masing-masing dalam jumlah yang mencukupi.Fasilitas isolasi terpusat bisa memanfaatkan gedung sekolah, balai, gedung olahraga, dan lainnya. Presiden pun menginstruksikan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk ikut membantu menyiapkan fasilitas isolasi terpusat di daerah.“Dan juga libatkan IDI (Ikatan Dokter Indonesia), terutama dalam penanganan pasien. Kalau di Jawa ini ada yang lewat telemedicine, kalau enggak lewat telepon pun nggak apa-apa. Ini untuk mengurangi angka kematian yang ada,” kata Jokowi.Terakhir, yang tak kalah penting, Jokowi ingin angka vaksinasi Covid-19 terus dipercepat. Ia mewanti-wanti jajarannya supaya tidak menyimpan stok vaksin terlalu lama. Persediaan vaksin, kata dia, harus segera disuntikkan ke warga.“Kalau gubernur mendapatkan vaksin, bupati dapat vaksin, wali kota dapat vaksin, jangan biarkan vaksin itu berhenti sehari dua hari, langsung suntikkan pada masyarakat,” ujar Jokowi.Semakin cepat vaksin disuntikkan, kata presiden, masyarakat kian cepat mendapat perlindungan. Ia menyebut vaksin merupakan salah satu kunci penanganan pandemi. Jokowi akan selalu memantau angka kecepatan vaksinasi.“(Kalau stok vaksin) habis, minta pusat lagi. Jangan ada stok vaksin terlalu lama baik di dinkes maupun di RS, puskesmas. Perintahkan semua segera suntikkan,” kata dia. Penulis: Zulkifli FahmiEditor: Zulkifli Fahmi

Baca Juga

Komentar

Terpopuler