Pendeta Minta 300 Ayat Al-Qur’an Dihapus, Abdul Mu’ti: Jangan Terprovokasi
Vega Ma'arijil Ula
Minggu, 20 Maret 2022 15:48:02
MURIANEWS, Kudus – Sekertaris Umum PP
Muhammadiyah Abdul Mu’ti mewanti-wanti masyarakat, khususnya umat Islam agar tidak terprovokasi dan jangan sampai diadudomba.
Pernyataan itu menyikapi statemen Saifuddin Ibrahim, pendeta yang meminta Menteri Agama agar menghapus 300 ayat Al-Qur’an karena dinilai memicu radikalisme, intoleransi maupun membenci orang lain karena beda agama.
“Masyarakat jangan terprovokasi, jangan sampai diadudomba oleh orang yang tidak punya landasan,” kata Mu’ti usai peresmian renovasi gedung LKSA Muhammadiyah, Samsah, Kabupaten
Kudus, Minggu (20/3/2022).
Baca juga: Ada Pendeta Minta Hapus 300 Ayat Al-Qur’an, PGI: Tak Usah DiperpanjangMeski begitu, Abdul Mu’ti meminta pihak kepolisian segera bertindak. Sebab, aksi Saifuddin Ibrahim itu bukanlah yang pertama kali. Sebelumnya,
Saifuddin Ibrahim pernah melakukan kontroversi soal agama.
“Polisi harus segera bertindak dan melacak yang bersangkutan. Jangan berhenti di sini, harus dilacak. Ini bukan yang pertama kali. Sebelumnya dia juga pernah melakukan hal seperti ini,” terangnya.
Menurutnya, apa yang diucapkan Saifuddin Ibrahim merupakan sebuah penistaan agama. Ia pun menyebut ayat Al-Quran merupakan wahyu dari Allah yang tak dapat diubah-ubah.
“Mulai Al-Fatihah sampai Annas itu sudah satu kesatuan. Tidak bisa ditambah, tidak bisa dikurangi,” katanya.
Baca juga: Bikin Gaduh! Pendeta yang Minta Menag Hapus 300 Ayat Al-Qur’an DipolisikanDiketahui,
pendeta Saifuddin Ibrahim membuat dan mengunggah video diakun YouTubenya yang menyatakan, semua pesantren melahirkan kaum radikal.Ia juga meminta Menteri Agama untuk menghapus 300 ayat Al-Qur’an yang memicu radikal, intoleransi maupun membenci orang lain karena beda agama.“Bahkan, kalau perlu, Pak, 300 ayat yang menjadi pemicu hidup intoleran, pemicu hidup radikal dan membenci orang lain karena beda agama itu di-skip atau direvisi atau dihapuskan dari Al-Qur'an Indonesia. Ini sangat berbahaya sekali,” kata pria tersebut. Reporter: Vega Ma'arijil UlaEditor: Zulkifli Fahmi
[caption id="attachment_279121" align="alignleft" width="1280"]
Sekertaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti. (MURIANEWS/Vega Ma'arijil Ula)[/caption]
MURIANEWS, Kudus – Sekertaris Umum PP
Muhammadiyah Abdul Mu’ti mewanti-wanti masyarakat, khususnya umat Islam agar tidak terprovokasi dan jangan sampai diadudomba.
Pernyataan itu menyikapi statemen Saifuddin Ibrahim, pendeta yang meminta Menteri Agama agar menghapus 300 ayat Al-Qur’an karena dinilai memicu radikalisme, intoleransi maupun membenci orang lain karena beda agama.
“Masyarakat jangan terprovokasi, jangan sampai diadudomba oleh orang yang tidak punya landasan,” kata Mu’ti usai peresmian renovasi gedung LKSA Muhammadiyah, Samsah, Kabupaten
Kudus, Minggu (20/3/2022).
Baca juga: Ada Pendeta Minta Hapus 300 Ayat Al-Qur’an, PGI: Tak Usah Diperpanjang
Meski begitu, Abdul Mu’ti meminta pihak kepolisian segera bertindak. Sebab, aksi Saifuddin Ibrahim itu bukanlah yang pertama kali. Sebelumnya,
Saifuddin Ibrahim pernah melakukan kontroversi soal agama.
“Polisi harus segera bertindak dan melacak yang bersangkutan. Jangan berhenti di sini, harus dilacak. Ini bukan yang pertama kali. Sebelumnya dia juga pernah melakukan hal seperti ini,” terangnya.
Menurutnya, apa yang diucapkan Saifuddin Ibrahim merupakan sebuah penistaan agama. Ia pun menyebut ayat Al-Quran merupakan wahyu dari Allah yang tak dapat diubah-ubah.
“Mulai Al-Fatihah sampai Annas itu sudah satu kesatuan. Tidak bisa ditambah, tidak bisa dikurangi,” katanya.
Baca juga: Bikin Gaduh! Pendeta yang Minta Menag Hapus 300 Ayat Al-Qur’an Dipolisikan
Diketahui,
pendeta Saifuddin Ibrahim membuat dan mengunggah video diakun YouTubenya yang menyatakan, semua pesantren melahirkan kaum radikal.
Ia juga meminta Menteri Agama untuk menghapus 300 ayat Al-Qur’an yang memicu radikal, intoleransi maupun membenci orang lain karena beda agama.
“Bahkan, kalau perlu, Pak, 300 ayat yang menjadi pemicu hidup intoleran, pemicu hidup radikal dan membenci orang lain karena beda agama itu di-skip atau direvisi atau dihapuskan dari Al-Qur'an Indonesia. Ini sangat berbahaya sekali,” kata pria tersebut.
Reporter: Vega Ma'arijil Ula
Editor: Zulkifli Fahmi
