Pemerintah Diminta Antisipasi Ancaman Inflasi Jelang Ramadan
Murianews
Kamis, 9 Maret 2023 15:51:27
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Nathan Kacaribu mengatakan, inflasi pada level bawah menjadi tantangan Pemerintah dalam jangka pendek, terutama menjelang ramadan dan idul fitri 2023.
”Inflasi menjadi tantangan jangka pendek. Memang ada tantangan menjelang Ramadan dan Idul Fitri, harus kita pastikan inflasi bahan makanan dengan segala kolaborasi pemerintah pusat dan daerah sehingga inflasi hingga akhir tahun kita harapkan menuju di bawah 4 persen,” kata Febrio mengutip
Liputan6.com, Kamis (9/3/2023).
Baca: Jelang Ramadan, Inflasi Hingga Pemudik Jadi Perhatian GanjarKendati demikian, Pemerintah telah menyiapkan APBN 2023 untuk ketahanan pangan tahun ini sebesar Rp104,2 triliun. Adapun alokasi anggaran tersebut ditujukan untuk belanja pemerintah pusat (BPP) sebesar Rp81,7 triliun dan Rp22,5 triliun untuk transfer ke daerah (TKD).
”Ketahanan pangan ini menjadi sangat penting, tahun ini Rp104,2 triliun,” ujarnya.
Selain itu, Badan Pusat Statistik (BPS) jua mengingatkan potensi kenaikan inflasi. Hal ini merujuk pada data inflasi BPS dari tahun ke tahun yang mencatatkan kenaikan saat bulan Ramadan.
Misalnya pada saat Ramadan 2020 yang jatuh pada bulan April. Saat itu terjadi inflasi sebesar 0,08 persen yang utamanya didorong oleh kenaikan harga komoditas bawang merah, emas perhiasan, gula pasar, bahan bakar rumah tangga, pepaya dan juga rokok kretek filter.Kemudian pada 2021, bulan Ramadan bertepatan dengan bulan April. Kala itu terjadi inflasi sebesar 0,13 persen yang utamanya didorong oleh kenaikan harga komoditas daging ayam ras, minyak goreng, jeruk, bahan bakar rumah tangga, emas perhiasan, dan anggur.
Baca: Jadi Sumber Inflasi, Ganjar Fokus Turunkan Harga Beras dan MinyakKemudian pada Ramadan 2022 bertepatan dengan bulan April. Saat itu terjadi inflasi sebesar 0,95 persen. Tingkat inflasi tersebut didorong oleh kenaikan harga komoditas minyak goreng, bensin, daging ayam ras, tarif angkutan udara, bahan bakar rumah tangga, dan telur ayam ras. Penulis: Cholis AnwarEditor: Cholis AnwarSumber: Liputan6.com
Murianews, Jakarta – Pemerintah mulai melakukan antisipasi terhadap inflasi menjelang bulan Ramadan. Hal ini lantaran dimungkinkan harga pangan akan mengalami kenaikan.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Nathan Kacaribu mengatakan, inflasi pada level bawah menjadi tantangan Pemerintah dalam jangka pendek, terutama menjelang ramadan dan idul fitri 2023.
”Inflasi menjadi tantangan jangka pendek. Memang ada tantangan menjelang Ramadan dan Idul Fitri, harus kita pastikan inflasi bahan makanan dengan segala kolaborasi pemerintah pusat dan daerah sehingga inflasi hingga akhir tahun kita harapkan menuju di bawah 4 persen,” kata Febrio mengutip
Liputan6.com, Kamis (9/3/2023).
Baca: Jelang Ramadan, Inflasi Hingga Pemudik Jadi Perhatian Ganjar
Kendati demikian, Pemerintah telah menyiapkan APBN 2023 untuk ketahanan pangan tahun ini sebesar Rp104,2 triliun. Adapun alokasi anggaran tersebut ditujukan untuk belanja pemerintah pusat (BPP) sebesar Rp81,7 triliun dan Rp22,5 triliun untuk transfer ke daerah (TKD).
”Ketahanan pangan ini menjadi sangat penting, tahun ini Rp104,2 triliun,” ujarnya.
Selain itu, Badan Pusat Statistik (BPS) jua mengingatkan potensi kenaikan inflasi. Hal ini merujuk pada data inflasi BPS dari tahun ke tahun yang mencatatkan kenaikan saat bulan Ramadan.
Misalnya pada saat Ramadan 2020 yang jatuh pada bulan April. Saat itu terjadi inflasi sebesar 0,08 persen yang utamanya didorong oleh kenaikan harga komoditas bawang merah, emas perhiasan, gula pasar, bahan bakar rumah tangga, pepaya dan juga rokok kretek filter.
Kemudian pada 2021, bulan Ramadan bertepatan dengan bulan April. Kala itu terjadi inflasi sebesar 0,13 persen yang utamanya didorong oleh kenaikan harga komoditas daging ayam ras, minyak goreng, jeruk, bahan bakar rumah tangga, emas perhiasan, dan anggur.
Baca: Jadi Sumber Inflasi, Ganjar Fokus Turunkan Harga Beras dan Minyak
Kemudian pada Ramadan 2022 bertepatan dengan bulan April. Saat itu terjadi inflasi sebesar 0,95 persen. Tingkat inflasi tersebut didorong oleh kenaikan harga komoditas minyak goreng, bensin, daging ayam ras, tarif angkutan udara, bahan bakar rumah tangga, dan telur ayam ras.
Penulis: Cholis Anwar
Editor: Cholis Anwar
Sumber: Liputan6.com