Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves Septian Hario Seto mengatakan, tiga komoditas itu adalah nikel, bauksit dan tembaga.
”Memang yang paling seksi itu sebenarnya tiga. Pertama nikel, kedua bauksit yang menjadi alumunium, ketiga adalah
, Jumat (24/2/2023).
Pihaknya memperkirakan jika ketiga logam tersebut permintaannya akan meningkat cukup signifikan pada tahun ini dan tahun-tahun yang akan datang.
Ia mencontohkan bauksit yang diolah menjadi aluminium sangat dibutuhkan industri karena penggantinya sulit didapat. Bahkan, aluminium bisa menjadi substitusi tembaga, baik di industri kendaraan listrik hingga pembangkit listrik bertenaga energi baru dan terbarukan (EBT).
Seto menegaskan prioritas kedua pemerintah dalam hilirisasi adalah mengolah bauksit menjadi aluminium. Hal itu ditunjukkan dengan pembangunan smelter alumunium yang cukup besar di Kalimantan Utara.
Menurutnya, semenjak transisi energi menjadi prioritas negara-negara maju, harga tembaga relatif bertahan sangat bagus.”Jangan barang mineral kita itu dibuang-buang, diobral. Jadi kerjakan ini dengan baik dan benar, bisa kok bikin duit banyak itu, tapi tetap dengan responsible mining. Itu bisa,” terangnya. Penulis: Cholis AnwarEditor: Cholis AnwarSumber: CNNIndonesia.com
Murianews, Jakarta – Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) mengungkapkan ada tiga komoditas yang bisa membuat Indonesia kaya raya. Bahkan tiga Komoditas itu sudah ada di dalam negeri untuk bisa diolah.
Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves Septian Hario Seto mengatakan, tiga komoditas itu adalah nikel, bauksit dan tembaga.
”Memang yang paling seksi itu sebenarnya tiga. Pertama nikel, kedua bauksit yang menjadi alumunium, ketiga adalah
copper (tembaga),” katanya mengutip
CNNIndonesia.com, Jumat (24/2/2023).
Baca: Larangan Ekspor Nikel Berujung Gugatan ke WTO, Jokowi: Suruh Gugat Terus
Pihaknya memperkirakan jika ketiga logam tersebut permintaannya akan meningkat cukup signifikan pada tahun ini dan tahun-tahun yang akan datang.
Ia mencontohkan bauksit yang diolah menjadi aluminium sangat dibutuhkan industri karena penggantinya sulit didapat. Bahkan, aluminium bisa menjadi substitusi tembaga, baik di industri kendaraan listrik hingga pembangkit listrik bertenaga energi baru dan terbarukan (EBT).
Seto menegaskan prioritas kedua pemerintah dalam hilirisasi adalah mengolah bauksit menjadi aluminium. Hal itu ditunjukkan dengan pembangunan smelter alumunium yang cukup besar di Kalimantan Utara.
Baca: Perkuat Ekonomi Nasional, RI Stop Ekspor Mineral Mentah Nikel, Bauksit dan Tembaga
Menurutnya, semenjak transisi energi menjadi prioritas negara-negara maju, harga tembaga relatif bertahan sangat bagus.
”Jangan barang mineral kita itu dibuang-buang, diobral. Jadi kerjakan ini dengan baik dan benar, bisa kok bikin duit banyak itu, tapi tetap dengan responsible mining. Itu bisa,” terangnya.
Penulis: Cholis Anwar
Editor: Cholis Anwar
Sumber: CNNIndonesia.com