Menaker Sebut 12 Persen Pengangguran Didominasi Sarjana dan Diploma

Murianews
Kamis, 23 Februari 2023 09:38:49


Murianews, Jakarta – Menteri Tenaga Kerja (Menaker) RI Ida Fauziyah menyebut jika paling banyak pengangguran di Indonesia justru didominasi oleh kalangan berpendidikan tinggi, yakni sarjana dan diploma.
Bahkan menurutnya, tingkat pengangguran dua lulusan tersebut mencapai 12 persen. Sementara lulusan SMP dan seolah dasar justru yang mendominasi sebagai pekerja.
”Kelompok yang bekerja sebagian berpendidikan SMP ke bawah, justru yang menganggur lulusan SMK, diploma dan sarjana,” kata Ida mengutip dari Kompas.com, Kamis (23/2/2023).
Baca: BPS: Kemiskinan dan Pengangguran Terbuka di Grobogan Naik
Menurutnya, besarnya jumlah pengangguran dari lulusan perguruan tinggi ini disebabkan tidak adanya ”link and match” atau ketidaksesuaian skill antara perguruan tinggi dengan pasar kerja.
”“Kita masih punya PR (Pekerjaan Rumah) bahwa jumlah pengangguran lulusan sarjana dan diploma masih di angka 12 persen karena tidak adanya link and match,” imbuhnya.
Kendati demikian, Ida menegaskan jika masih ada harapan bagi sarjana dan diploma untuk menempati pekerjaan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
Baca: Jumlah Pengangguran di Kudus Diklaim Menurun
Menurutnya, melalui program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang dilaksanakan oleh Kemendikbud Ristek RI, diharapkan bisa mengurangi angka pengangguran dan banyak lulusan diploma dan sarjana yang diterima pasar kerja.
”Saya kira dengan program pemagangan dilakukan anak-anak sudah dipersiapkan siap kerja sebelum lulus. Dengan MBKM mengurangi miss link and match, yang lulus hari ini tidak menambah pengangguran,” ujarnya.
Penulis: Cholis Anwar
Editor: Cholis Anwar
Sumber: Kompas.com
Bahkan menurutnya, tingkat pengangguran dua lulusan tersebut mencapai 12 persen. Sementara lulusan SMP dan seolah dasar justru yang mendominasi sebagai pekerja.
”Kelompok yang bekerja sebagian berpendidikan SMP ke bawah, justru yang menganggur lulusan SMK, diploma dan sarjana,” kata Ida mengutip dari Kompas.com, Kamis (23/2/2023).
Baca: BPS: Kemiskinan dan Pengangguran Terbuka di Grobogan Naik
Menurutnya, besarnya jumlah pengangguran dari lulusan perguruan tinggi ini disebabkan tidak adanya ”link and match” atau ketidaksesuaian skill antara perguruan tinggi dengan pasar kerja.
”“Kita masih punya PR (Pekerjaan Rumah) bahwa jumlah pengangguran lulusan sarjana dan diploma masih di angka 12 persen karena tidak adanya link and match,” imbuhnya.
Kendati demikian, Ida menegaskan jika masih ada harapan bagi sarjana dan diploma untuk menempati pekerjaan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
Baca: Jumlah Pengangguran di Kudus Diklaim Menurun
Menurutnya, melalui program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang dilaksanakan oleh Kemendikbud Ristek RI, diharapkan bisa mengurangi angka pengangguran dan banyak lulusan diploma dan sarjana yang diterima pasar kerja.
”Saya kira dengan program pemagangan dilakukan anak-anak sudah dipersiapkan siap kerja sebelum lulus. Dengan MBKM mengurangi miss link and match, yang lulus hari ini tidak menambah pengangguran,” ujarnya.
Penulis: Cholis Anwar
Editor: Cholis Anwar
Sumber: Kompas.com