Kamis, 20 November 2025


Kendati demikian, Pemerintah Turki telah mengirimkan ribuan petugas pencarian dan penyelamatan ke wilayah Turki selatan, yang dilanda dua kali gempa bumi.

Namun para korban dan penyelamat masih harus berhadapan dengan risiko yang berat yakni hipotermia.

Kota-kota yang dilanda gempa seperti Malatya, Kahramanmaras, Gaziantep, dan Diyarbakır menghadapi cuaca dingin, hujan, dan bahkan salju, karena suhu turun mendekati nol.

BacaKBRI Ankara Catat 500 WNI Tinggal di Lokasi Gempa Turkiye

Pakar meteorologi dan spesialis manajemen bencana dari Universitas Teknik Istanbul Mikdat Kadıoğlu mengatakan kepada media lokal Turki bahwa petugas penyelamat harus bergegas, karena orang-orang di bawah reruntuhan mungkin tidak dapat bertahan dari aturan 72 jam periode emas penyelamatan.

”Mereka mungkin hanya punya waktu 24 jam,” katanya, mengutip Detik.com, Rabu (8/2/2023).
Tim penyelamat menggali puing-puing dalam suhu yang berada di atas titik beku pada hari Senin (6/2/2023), sementara penyelamat darurat khawatir tentang suhu rendah yang mencapai titik terendah sekitar 20 derajat, membuat korban selamat yang masih terperangkap rentan terhadap hipotermia dan radang dingin, atau mati kedinginan.Baca:Korban Meninggal Gempa Turkiye dan Suriah Bertambah Menjadi 4.365 Orang”Penyelamat harus berpacu dengan waktu dan hipotermia untuk menemukan siapa pun yang masih terperangkap di bawah reruntuhan,” kata Mikdat. Penulis: Cholis AnwarEditor: Cholis AnwarSumber: Detik.com

Baca Juga

Komentar