Zulhas mengatakan, kenaikan harga beras di pasaran karena beras yang dipasok Bulog ke pasar tradisional berkualitas premium. Para perantara atau pedagang memanfaatkan keunggulan beras itu dengan menjual lebih mahal.
Menurut Zulhas, harga beras Bulog Rp 8.300 per kilogram. Pedagang menjual harga beras yang seharusnya Rp 9.540 per kilogram menjadi di atas Rp 10.000 per kilogram.
”Jadi beras yang dikeluarkan Bulog, (harga) beras Bulog itu kan Rp 8.300 (per kilogram) harusnya sampai ke pasar itu Rp 9.540, ada keuntungan yang di tengah sama pengecer tapi sekarang kadang-kadang diambil besar karena berasnya bagus, dijual premium. Ini dipotong,” Kata Zulhas mengutip
, Sabtu (4/2/2023).
Zulhas akan berkoordinasi dengan Bulog untuk mengantisipasi kenaikan beras dengan memasok beras ke pedagang tanpa perantara.
”Perintah Pak Presiden untuk menggelontorkan beras besar-besaran agar tidak ada perantara lagi,” sambungnya.
Zulhas menyebut, pemerintah telah menyiapkan strategi mengendalikan harga pangan dan ketersediaan pangan menjelang Ramadhan. Yakni, mengelontorkan beras bulog secara masif, meningkatkan produksi Minyakita yang awalnya 300 ton sebulan menjadi 450 sebulan.Pemerintah pusat dan daerah akan memberikan subsidi ongkos pengiriman barang untuk membantu memangkas distribusi pangan.”Kita akan awasi agar harganya tidak naik,” katanya. Penulis: Cholis AnwarEditor: Cholis AnwarSumber: Kompas.com
Murianews, Jakarta - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) mengungkap penyebab masih mahalnya harga beras di pasaran, padahal Bulog sudah melakukan operasi pasar.
Zulhas mengatakan, kenaikan harga beras di pasaran karena beras yang dipasok Bulog ke pasar tradisional berkualitas premium. Para perantara atau pedagang memanfaatkan keunggulan beras itu dengan menjual lebih mahal.
Menurut Zulhas, harga beras Bulog Rp 8.300 per kilogram. Pedagang menjual harga beras yang seharusnya Rp 9.540 per kilogram menjadi di atas Rp 10.000 per kilogram.
”Jadi beras yang dikeluarkan Bulog, (harga) beras Bulog itu kan Rp 8.300 (per kilogram) harusnya sampai ke pasar itu Rp 9.540, ada keuntungan yang di tengah sama pengecer tapi sekarang kadang-kadang diambil besar karena berasnya bagus, dijual premium. Ini dipotong,” Kata Zulhas mengutip
Kompas.com, Sabtu (4/2/2023).
Baca:
Harga Beras Masih Tinggi, Bulog Masifkan Operasi Pasar
Zulhas akan berkoordinasi dengan Bulog untuk mengantisipasi kenaikan beras dengan memasok beras ke pedagang tanpa perantara.
”Perintah Pak Presiden untuk menggelontorkan beras besar-besaran agar tidak ada perantara lagi,” sambungnya.
Zulhas menyebut, pemerintah telah menyiapkan strategi mengendalikan harga pangan dan ketersediaan pangan menjelang Ramadhan. Yakni, mengelontorkan beras bulog secara masif, meningkatkan produksi Minyakita yang awalnya 300 ton sebulan menjadi 450 sebulan.
Pemerintah pusat dan daerah akan memberikan subsidi ongkos pengiriman barang untuk membantu memangkas distribusi pangan.
”Kita akan awasi agar harganya tidak naik,” katanya.
Penulis: Cholis Anwar
Editor: Cholis Anwar
Sumber: Kompas.com