Luhut Bilang Kendaraan Listrik Kurangi Konsumsi BBM 70 Miliar Liter Per Tahun
Murianews
Rabu, 1 Februari 2023 17:52:33
Karena itu, pemerintah akan terus meningkatkan pangsa pasar kendaraan listrik di Indonesia. Selain itu, pemerintah juga akan memberikan insentif bagi warga yang membeli kendaraan listrik baru atau pun modifikasi.
”Kami terus mendorong kendaraan listrik (EV). Tahun 2023-2024, kami akan mendorong pangsa pasar 10 persen untuk EV dan motor listrik. Dengan begitu kita bisa mengurangi emisi dan impor BBM,” katanya mengutip
Antara, Rabu (1/2/2023).
Baca:
Luhut: Aturan Insentif Kendaraan Listrik Terbit FebruariLuhut mengatakan, pada 2021 tercatat bahwa jumlah motor konvensional mencapai 118 juta unit dengan penjualan sebesar 6,5 juta unit per tahun dan konsumsi BBM mencapai 35,9 miliar liter per tahun.
Sedangkan jumlah mobil konvensional mencapai 23 juta unit pada 2021 dengan penjualan sekitar 1 juta unit per tahun dan konsumsi BBM sebesar 34 miliar liter per tahun.
”Konsumsi BBM mencapai 70 miliar liter setahun. Bisa Anda bayangkan angka ini. Makanya kalau kita dorong 10 persen (kendaraan listrik), kita akan bisa mengurangi konsumsi BBM,” katanya.
Untuk mencapai 10 persen pangsa pasar, penjualan kendaraan listrik harus mencapai sekitar 600 ribu unit untuk motor listrik, dan sekitar 100 ribu unit untuk mobil listrik.Luhut juga mengatakan pemerintah akan memberikan insentif untuk pembelian motor listrik sebesar Rp7 juta dan pengurangan pajak untuk mobil listrik sebesar sekitar 10 persen. Angka tersebut menurutnya setara dengan insentif yang ditawarkan Thailand hingga pangsa pasar kendaraan listrik untuk penjualan mobil mereka mencapai 10 persen.
Baca:
Luhut: Aturan Insentif Kendaraan Listrik Terbit Februari”Saya rasa untuk motor akan sekitar Rp7 juta. Dan mobil mungkin pengurangan pajaknya sekitar 10 persen. Saya bilang, jangan terlalu dipikirkan, buat sederhana saja. Lihat yang terjadi di Thailand, di Vietnam. Buat penyesuaian saja sehingga jadi kompetitif. Jangan lihat dari kepentingan pribadi tapi juga kepentingan global, kepentingan regional,” ungkapnya. Penulis: Cholis AnwarEditor: Cholis AnwarSumber: Antara
Murianews, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Maves) Luhut Binsar Pandjaitan menyebut jika kendaraan listrik mampu mengurangi konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) hingga 70 miliar liter per tahun.
Karena itu, pemerintah akan terus meningkatkan pangsa pasar kendaraan listrik di Indonesia. Selain itu, pemerintah juga akan memberikan insentif bagi warga yang membeli kendaraan listrik baru atau pun modifikasi.
”Kami terus mendorong kendaraan listrik (EV). Tahun 2023-2024, kami akan mendorong pangsa pasar 10 persen untuk EV dan motor listrik. Dengan begitu kita bisa mengurangi emisi dan impor BBM,” katanya mengutip
Antara, Rabu (1/2/2023).
Baca:
Luhut: Aturan Insentif Kendaraan Listrik Terbit Februari
Luhut mengatakan, pada 2021 tercatat bahwa jumlah motor konvensional mencapai 118 juta unit dengan penjualan sebesar 6,5 juta unit per tahun dan konsumsi BBM mencapai 35,9 miliar liter per tahun.
Sedangkan jumlah mobil konvensional mencapai 23 juta unit pada 2021 dengan penjualan sekitar 1 juta unit per tahun dan konsumsi BBM sebesar 34 miliar liter per tahun.
”Konsumsi BBM mencapai 70 miliar liter setahun. Bisa Anda bayangkan angka ini. Makanya kalau kita dorong 10 persen (kendaraan listrik), kita akan bisa mengurangi konsumsi BBM,” katanya.
Untuk mencapai 10 persen pangsa pasar, penjualan kendaraan listrik harus mencapai sekitar 600 ribu unit untuk motor listrik, dan sekitar 100 ribu unit untuk mobil listrik.
Luhut juga mengatakan pemerintah akan memberikan insentif untuk pembelian motor listrik sebesar Rp7 juta dan pengurangan pajak untuk mobil listrik sebesar sekitar 10 persen. Angka tersebut menurutnya setara dengan insentif yang ditawarkan Thailand hingga pangsa pasar kendaraan listrik untuk penjualan mobil mereka mencapai 10 persen.
Baca:
Luhut: Aturan Insentif Kendaraan Listrik Terbit Februari
”Saya rasa untuk motor akan sekitar Rp7 juta. Dan mobil mungkin pengurangan pajaknya sekitar 10 persen. Saya bilang, jangan terlalu dipikirkan, buat sederhana saja. Lihat yang terjadi di Thailand, di Vietnam. Buat penyesuaian saja sehingga jadi kompetitif. Jangan lihat dari kepentingan pribadi tapi juga kepentingan global, kepentingan regional,” ungkapnya.
Penulis: Cholis Anwar
Editor: Cholis Anwar
Sumber: Antara