Rabu, 19 November 2025


Ketua Komisi Nasional Haji dan Umrah (Komnas Haji) Mustolih Siradj mengatakan, kenaikan biaya haji diyakini bisa menjaga keberlangsungan keuangan haji.

”Kenaikan biaya haji ini sulit dihindari karena dipicu oleh kenaikan berbagai komponen kebutuhan, baik di Tanah Air maupun di Arab Saudi,” ujar Mustolih mengutip Antara, Sabtu (21/1/2023).

BacaBiaya Haji Diusulkan Naik Jadi Rp 69 Juta, Biro Haji: Jemaah Banyak yang Keberatan

Mustolih mengatakan kenaikan biaya haji sulit dihindari jika pembandingnya dengan acuan biaya sebelum pandemi Covid-19 terjadi pada 2019. Dia mengatakan perlu ada penyesuaian biaya dengan kondisi terkini.

”Biaya angkutan udara karena avturnya juga naik, hotel, pemondokan, transportasi darat, katering, obat-obatan, alkes dan sebagainya, belum lagi pengaruh inflasi, sehingga biaya haji mesti beradaptasi atas situasi tersebut,” kata dia.

Rancangan biaya yang diusulkan Kemenag merupakan upaya rasionalisasi, keberlangsungan, dan kesehatan keuangan. Selama ini, katanya, subsidi biaya haji yang ditopang dana imbal hasil kelolaan keuangan haji terlalu besar.

”Maka itu harus ada langkah berani untuk mengoreksi dan menyeimbangkan. Hak dan kepentingan jutaan jemaah haji tunggu juga harus dilindungi,” kata dia.
BacaIni Alasan Menag Yaqut Menaikkan Biaya Haji 2023 Sebesar Rp 69 Juta Per JemaahNamun, Mustolih berharap kenaikan juga tidak terlalu signifikan. Dia mengatakan masih bisa dilakukan efisiensi dengan menyisir komponen-komponen biaya tanpa mengurangi kualitas penyelenggaraan haji.Mustolih juga berharap dana haji tidak hanya biaya haji reguler yang disampaikan ke publik, tetapi penyelenggaraan biaya haji khusus yang dikelola travel (penyelenggara ibadah haji khusus).”Juga penting untuk dipublikasikan karena ada ribuan orang menjadi calon jemaah haji khusus,” kata dia. Penulis: Cholis AnwarEditor: Cholis AnwarSumber: Antara

Baca Juga

Komentar

Terpopuler