Rabu, 19 November 2025


Johnny mengatakan, konten hoaks tersebut bermunculan menjelang pemilu 2024, di mana tahapannya sudah dimulai sejak Juni 2022 lalu.

Selain konten hoaks, Kominfo juga telah menutup 11 siara streaming TV radikal serta 86 situs web. Menurutnya, hal ini harus dilakukan untuk mengawal tahun politik agar tidak dipenuhi dengan budaya politik pascakebenaran (post-truth politics) hingga teknik propaganda semburan dusta (firehose of falsehood) di ruang digital.

"Jangan sampai diisi hoaks, disinformasi, malainformasi," katanya, mengutip Antara, Kamis (5/1/2023).

BacaCegah Hoaks Jelang Pemilu, Menkominfo Siapkan Patroli Cyber Drone

Johnny mengatakan, dengan jadwal kampanye pemilu yang relatif lebih singkat, maka potensi pemanfaatan dan penggunaan ruang-ruang digital pun akan bersifat masif. Oleh karena itu, dia mengimbau masyarakat menggunakan ruang digital dengan bertanggungjawab dan melakukan hal-hal bermanfaat.

"Memanfaatkan ruang-ruang digital Indonesia untuk meningkatkan kontes pemilu, memanfaatkan ruang-ruang digital kita untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, memanfaatkan ruang digital kita untuk menghasilkan pemilihan umum yang legitimate," jelasnya.Masyarakat juga diimbau mengedepankan kultur dan etika politik dengan baik serta menghormati para calon pemimpin yang akan bertarung pada Pemilu 2024.BacaHalau Hoaks, AMSI Hadirkan Jurnalime Pre-Bunking"Dengan tidak menyebarkan informasi yang bersifat post-truth, baik itu hoaks maupun hate speech ataupun ujaran-ujaran kebencian di dalam ruang-ruang digital kita," ujar Johnny.Penulis: Cholis AnwarEditor: Cholis AnwarSumber: Antara

Baca Juga

Komentar

Terpopuler