Mendag pastikan Impor beras Tidak Dilakukan Saat Panen Raya
Murianews
Selasa, 27 Desember 2022 11:58:48
Menurutnya, panen raya petani akan dimulai pada Februari 2023 mendatang. Sehingga, akhir tahun ini hingga Februari, pemerintah akan impor sesuai dengan ketentuan yang sudah ditetapkan, yakni 500 ribu ton untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri.
”Impor 200 ribu ton dan 300 ribu ton itu sampai Januari (2023). Impor 200 ribu ton Desember (2022) tapi baru masuk 70 ribu ton. Akan masuk lagi Januari (2023). Saya bilang sampai Januari. Februari, Maret jangan impor lagi karena mau panen,” katanya, mengutip dari
Antara, Selasa (27/12/2022).
Baca: Beras Impor dari Vietnam Mulai Banjiri IndonesiaDia juga menyatakan jika sebelumnya Zulhas menentang keras adanya kebijakan impor beras ini. Namun, karena Perum Bulog menyatakan bahwa stok cadangan beras mereka hanya tersisa 500 ribu ton, dari stok ideal 1,2 juta ton.
Kemudian di saat yang bersamaan, harga beras di pasaran juga terus meningkat, bahkan peningkatannya mencapai hampir Rp1.000 per kilogram.
”Beras itu naik Rp100 perak saja pengaruhnya inflasi tinggi sekali. Apalagi naik Rp1.000. Bahkan dari Rp1.000 itu Pak Harto jatuh. Jadi kalau beras itu menyangkut hajat hidup orang banyak, sangat strategis,” kata Mendag.
Di tengah kondisi harga beras semakin tinggi dan pasokan yang tidak kunjung ada itulah akhirnya Presiden Jokowi memutuskan impor beras.
Baca: Ganjar Minta Impor Beras Dipertimbangkan Ulang ”Akhirnya satu bulan mencari beras tidak ada, Bulog harus operasi pasar, tinggal 300 ribu stoknya. Akhirnya diputuskanlah kepada Mendag, impor 200 ribu ton dan 300 ribu ton beras sampai Januari 2023,” imbuhnya. Penulis: Cholis AnwarEditor: Cholis AnwarSumber: Antara
Murianews, Jakarta – Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) memastikan jika impor beras pemerintah, tidak akan dilakukan pada saat petani panen raya.
Menurutnya, panen raya petani akan dimulai pada Februari 2023 mendatang. Sehingga, akhir tahun ini hingga Februari, pemerintah akan impor sesuai dengan ketentuan yang sudah ditetapkan, yakni 500 ribu ton untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri.
”Impor 200 ribu ton dan 300 ribu ton itu sampai Januari (2023). Impor 200 ribu ton Desember (2022) tapi baru masuk 70 ribu ton. Akan masuk lagi Januari (2023). Saya bilang sampai Januari. Februari, Maret jangan impor lagi karena mau panen,” katanya, mengutip dari
Antara, Selasa (27/12/2022).
Baca: Beras Impor dari Vietnam Mulai Banjiri Indonesia
Dia juga menyatakan jika sebelumnya Zulhas menentang keras adanya kebijakan impor beras ini. Namun, karena Perum Bulog menyatakan bahwa stok cadangan beras mereka hanya tersisa 500 ribu ton, dari stok ideal 1,2 juta ton.
Kemudian di saat yang bersamaan, harga beras di pasaran juga terus meningkat, bahkan peningkatannya mencapai hampir Rp1.000 per kilogram.
”Beras itu naik Rp100 perak saja pengaruhnya inflasi tinggi sekali. Apalagi naik Rp1.000. Bahkan dari Rp1.000 itu Pak Harto jatuh. Jadi kalau beras itu menyangkut hajat hidup orang banyak, sangat strategis,” kata Mendag.
Di tengah kondisi harga beras semakin tinggi dan pasokan yang tidak kunjung ada itulah akhirnya Presiden Jokowi memutuskan impor beras.
Baca: Ganjar Minta Impor Beras Dipertimbangkan Ulang
”Akhirnya satu bulan mencari beras tidak ada, Bulog harus operasi pasar, tinggal 300 ribu stoknya. Akhirnya diputuskanlah kepada Mendag, impor 200 ribu ton dan 300 ribu ton beras sampai Januari 2023,” imbuhnya.
Penulis: Cholis Anwar
Editor: Cholis Anwar
Sumber: Antara