Jumat, 21 November 2025


Kali pertama, dia berdoa setelah mendapatkan perintah dari ferdy Sambo untuk menembak Brigadir J. Saat itu, Brigadir J berada di toilet rumah dinas.

”Karena perasaan saya masih takut Yang Mulia, saya takut dan tidak tahu mau menceritakan kepada siapa, saya masuk ke toilet. Saya sempat berdoa di toilet,” kata Bharada E yang hadir sebagai saksi dalam Persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Selasa (13/12/2022).

Kemudian, Bharada E mengaku kembali berdoa di rumah Ferdy Sambo yang berada di jalan duren Tiga, Jakarta Selatan. Ini dilakukan sesaat sebelum kejadian penembakan. Dalam doanya, ia memohon agar Sambo berubah pikiran.

Baca: Bharada E Tunjukkan Bukti Ferdy Sambo Berikan Uang Rp 1 Miliar

”Saya naik ke lantai dua, saya blank mau cerita ke siapa. Saya berdoa lagi. Isi doa saya 'Tuhan ubah pikiran Pak Sambo', Yang Mulia. Nggak jadi rencana Pak Sambo,” ujar dia.

Namun, tak lama setelahnya, Richard mendengar suara Sambo di lantai satu. Ia pun langsung turun ke bawah. Sambo kemudian menanyakannya, apakah ia sudah pernah isi senjata.

Di lantai bawah, kata Bharada E, juga sudah ada ajudan lain, yaitu Kuat Ma'ruf serta Bripka Ricky Rizal.
”Saya turun, saya keluarkan dan kokang senjata kemudian saya masukin lagi ke pinggang. Baru masuk almarhum. Almarhum duluan, baru Om Kuat dan Ricky,” kata dia.Baca: Bharada E: Saya Tidak Mampu Menolak Perintah JenderalSetelah Yosua masuk ke lantai satu rumah di Duren Tiga itu, menurut dia, Sambo langsung menyuruh Yosua berlutut dan meminta Bharada E menembak.”Saya langsung keluar kan senjata. Cepat kau tembak. Saya langsung tembak Yang Mulia,” kata dia. Penulis: Cholis AnwarEditor: Cholis AnwarSumber: Kompas.com

Baca Juga

Komentar

Terpopuler