Sabtu, 9 Desember 2023

60 Persen Kendaraan Listrik Dunia akan Bergantung Baterai Indonesia

Murianews
Sabtu, 3 Desember 2022 09:31:06
Jokowi bersama para menteri terkait dalam Forum Kompas100 CEO (Tangkapan Layar)
Murianews, Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) memperkirakan 60 persen kendaraan listrik dunia akan bergantung dengan baterai lithium yang akan diproduksi Indonesia.

Menurutnya, sebagian besar sumber daya untuk pembangunan ekosistem baterai kendaraan listrik ada di Indonesia, seperti nikel, tembaga, bauksit dan timah.

”Saya hitung berapa sih, 60 persen mobil listrik, kendaraan listrik, akan tergantung dari EV (Electric Vehicle) Battery kita. 60 persen dari pangsa pasar yang ada di dunia,” kata Jokowi, dalam forum Kompas100 CEO, dikutip dari kanal Youtube Sekretariat Presiden, Sabtu (3/12/2022).

Baca: Jokowi Sebut Ada Penjajah Modern yang Paksa RI Ekspor Nikel

Meski begitu Indonesia disebut masih kekurangan lithium. Jokowi mengatakan sudah menyampaikan ketertarikan pada Australia untuk bekerja sama memasok lithium.

”Saya kemarin sudah sampaikan ke PM Albanese (PM Australia Anthony Albanese) Australia punya lithium, kita boleh beli dong dari Australia. Terbuka silakan. Tapi ternyata dari kita sudah ada yang punya tambang di sana. Ini strategis, benar melakukan intervensi seperti itu,” ucap Jokowi.

Jokowi mengatakan, ekosistem untuk membuat baterai di Indonesia ini sudah dangat komplit. Sehingga, hal yang paling penting untuk dilakukan adalah mengintegrasikan proses hilirisasi sumber daya alam tersebut.

Baca: Luhut: RI Bakal Jadi Produsen Baterai Terbesar di Muka Bumi

”Mengintegrasikan ini sebuah barang yang tidak gampang, sehingga jadi sebuah ekosistem itu. Inilah yang terus, saya mati-matian ini harus jadi, karena inilah yang akan melompatkan kita meloncati, menuju ke peradaban yang lain,” kata Jokowi.

Jokowi kemudian memberikan optimisme jika ekosistem baterai kendaraan listrik dibangun, investasi bakal berbondong-bondong masuk.

 

Penulis: Cholis Anwar
Editor: Cholis Anwar
Sumber: Youtube Sekretariat Presiden

Komentar