Jumat, 21 November 2025


Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) dr Maxi Rein Rondonuwu Kemenkes RI menjelaskan, pasien di Aceh tersebut mengalami pengecilan di paha dan betis. Pasien tersebut juga kini dalam kondisi bisa berjalan meskipun tertatih-tatih.

”Anak itu mengecil di bagian otot, paha, dan betis, dan memang tidak ada riwayat imunisasi. Tidak memiliki riwayat perjalanan, kontak, dan ada perjalanan ke luar, nggak ada,” ungkap Maxi, dikutip dari Detik.com, Sabtu (19/11/2022).

Baca: Vaksin Polio IPV di Kudus Kosong, Ini Penyebabnya

Kondisi anak tersebut diakuiya juga cukup memprihatinkan. Sebab, dalam rumahnya tidak ada obat apapun. Sehingga, Dinkes setempat diminta untuk melakukan penanganan secara cepat.

”Tapi anak ini kalau melihat kondisinya, kemarin saya lihat jalan sekalipun masih tertatih-tatih. Cuman memang, tidak ada obat. Nanti tinggal difisioterapi untuk mempertahankan massa ototnya,” sambungnya.

Bupati Pidie Wahyudi Adisiswanto menyebut ada dua faktor di balik temuan kasus polio. Pertama, dikaitkan dengan cakupan vaksinasi polio yang rendah di daerah tersebut sehingga tidak memiliki ketahanan melawan virus polio.

”Kedua, kondisi lingkungan yang kotor karena buang air besar sembarangan di kebun atau dekat sumber air yang digunakan masyarakat,” terangnya.Baca: Imunisasi Kejar di Kudus Sudah 100 PersenWahyudi meminta setiap Dinas Kesehatan untuk memberikan tambahan vaksin polio hingga instruksi yang jelas kepada seluruh lapisan masyarakat terkait risiko penularan.”Mengajak masyarakat untuk segera mencapai ke nakes dan RS bilamana anak mengalami gejala lumpuh mendadak,” pesan dia. Penulis: Cholis AnwarEditor: Cholis AnwarSumber: Detik.com

Baca Juga

Komentar

Terpopuler