”Sejauh ini secara umum ini selain siber kelihatannya belum ada yang signifikan. Tapi kalau siber memang harus saya akui ada," ungkap Jenderal Andika, Senin (7/11/2022).
Selain itu, pihaknya juga sudah berkali-kali untuk melakukan simulasi pengamanan siber ini dengan berbagai instansi terkait, terutama dengan Polri dan BIN.
Dia mengatakan jika dengan adanya gangguan siber itu justru membuatnya semakin tertantang. Sebab, dalam beberapa kali simulasi, tim pengamanan G20 bisa bertindak cepat dan tepat.
Pihaknya juga mengaku mampu melakukan pendeteksian dini berbagai ancaman siber. Karena itu, hal ini diharapkan mampu meningkatkan responsibility dalam pengamanan KTT G20 di Bali.
”Serangan-serangan itu bagaimana kemudian kami merespons seberapa cepat kami merespons, itu sebetulnya malah membuat kami lebih siap terus terang saja,” tutur Jenderal Andika.
Meski demikian, Jenderal Andika tetap berharap dengan peran masyarakat yang memiliki
untuk membantu pihak berwajib dalam hal ini TNI dan Polri serta tim pengaman lain di KTT G20.”Tapi kami tetap menghimbau kepada semua masyarakat Indonesia untuk membantu seadanya. Mereka yang mempunyai
dan kemampuan juga, kemudian melihat adanya percobaan-percobaan gangguan terhadap jaringan siber,” tambahnya. Penulis: Cholis AnwarEditor: Cholis AnwarSumber: Detik.com
Murianews, Jakarta – Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa menyebut jika sejauh ini memang ada ancaman siber jelang pelaksanaan KTT Presidensi G20 di Bali. Kendati demikian, pihaknya emngaku sudah bekerja sama dengan badan Intelijen Negara (BIN) dari negara tetangga untuk menyelesaikan masalah itu.
”Sejauh ini secara umum ini selain siber kelihatannya belum ada yang signifikan. Tapi kalau siber memang harus saya akui ada," ungkap Jenderal Andika, Senin (7/11/2022).
Selain itu, pihaknya juga sudah berkali-kali untuk melakukan simulasi pengamanan siber ini dengan berbagai instansi terkait, terutama dengan Polri dan BIN.
Baca: Delegasi KTT G20 Disuguhi Ragam Instalasi Karya Seni di Bandara Ngurah Rai
Dia mengatakan jika dengan adanya gangguan siber itu justru membuatnya semakin tertantang. Sebab, dalam beberapa kali simulasi, tim pengamanan G20 bisa bertindak cepat dan tepat.
Pihaknya juga mengaku mampu melakukan pendeteksian dini berbagai ancaman siber. Karena itu, hal ini diharapkan mampu meningkatkan responsibility dalam pengamanan KTT G20 di Bali.
”Serangan-serangan itu bagaimana kemudian kami merespons seberapa cepat kami merespons, itu sebetulnya malah membuat kami lebih siap terus terang saja,” tutur Jenderal Andika.
Baca: Bidik Pasar Timur Tengah, Menparekraf Kenalkan Produk Ekraf Halal Indonesia di KTT G20
Meski demikian, Jenderal Andika tetap berharap dengan peran masyarakat yang memiliki
skill untuk membantu pihak berwajib dalam hal ini TNI dan Polri serta tim pengaman lain di KTT G20.
”Tapi kami tetap menghimbau kepada semua masyarakat Indonesia untuk membantu seadanya. Mereka yang mempunyai
skill dan kemampuan juga, kemudian melihat adanya percobaan-percobaan gangguan terhadap jaringan siber,” tambahnya.
Penulis: Cholis Anwar
Editor: Cholis Anwar
Sumber: Detik.com