Bareskrim Perintahkan Polda Ambil Sampel Pasien Gagal Ginjal Akut Misterius

[caption id="attachment_324286" align="alignleft" width="880"] Ilustrasi bayi yang terkena gangguan ginjal akut misterius (Freepik)[/caption] MURIANEWS, Jakarta – Bareskrim Polri meminta kepada jajaran Polda untuk melakukan pendataan dan mengambil sampel pasien gagal ginjal akut misterius pada anak di wilayah masing-masing. Hal ii lantaran pihaknya tengah melakukan investigasi terkait kasus tersebut. Perintah itu berdasarkan surat telegram (STR) Nomor: ST/2349/X/RES.5.3./2022 tanggal 26 Oktober 2022 yang ditandangani oleh Kepala Bareskrim Polri Komjen Agus Andrianto. Direktur Tidak Pidana Tertentu (Dirtipidter) Bareskrim Polri Brigjen Pipit Rismanto mengatakan, saat ini pihaknya bersama dengan Kementerian LKesehatan dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI tengah melakukan investigasi bersama terkait kasus gagal ginjal akut misterius. ”Betul, karema kami sedang join investigasi bersama BPOM dan Kemenkes,” kata Pipit, dikutip dari Kompas.com, Rabu (26/10/2022). Baca: Penggunaan Obat Sirop Disetop, Gagal Ginjal Akut Misterius Turun Drastis Adapun poin pertama surat telegram itu memerintahkan jajaran Polda melakukan pendataan kasus gagal ginjal akut yang ada di wilayahnya. Kemudian, melakukan koordinasi dan kerjasama kepada dinas kesehatan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan intansi terkait untuk melakukan langkah-langkah berikutnya. Para jajaran Polda juga diminta mengambil sampel baik darah, urine, dan obat dari pasien gagal ginjal akut di wilayahnya. ”Melakukan pengambilan sampel darah, urine dan obat beserta kemasannya dari pasien gagal ginjal akut, untuk darah dan urine kemudian dimasukan ke dalam cooling box untuk menghindari kerusakan sample,” tulis isi telegram. Baca: Ombudsman RI Temukan Dugaan Maladministrasi Kasus Ginjal Akut Misterius Kemudian, seluruh sampel tersebut perlu dilakukan penyegelan untuk keamanan dalam proses pengirimannya. Dalam STR disebutkan, Laboratorium Forensik (Labfor) berwenang melaksanakan pengecekan laboratorium dari sample darah dan urine. Sedangkan untuk sampel obat dilakukan oleh BPOM. ”Seluruh kegiatan pengambilan sample dan pengecekan laboratorium agar dilengkapi dengan administrasi yang lengkap,” tulisnya.   Penulis: Cholis Anwar Editor: Cholis Anwar Sumber: Kompas.com