Komnas HAM Sebut Tembakan Gas Air Mata Jadi Pemicu Utama Tragedi Kanjuruhan
Murianews
Rabu, 12 Oktober 2022 15:31:12
MURIANEWS, Jakarta – Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menhyebut jika tembakan gas air mata menjadi pemicu utama munculnya tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 132 orang.
Sebab, dalam rekaman video yang diperolehnya, polisi sengaja menembakkan gas air mata ke tribun penonton. Sehingga penonton berhamburan untuk menyelamatkan diri dan kemudian timbul kepanikan.
Komisioner Komnas HAM Choirul Anam mengatakan jika pihaknya mempunyai video kunci terkait tragedi Kanjuruhan itu. Sehingga pihaknya mempunyai kesimpulan sementara jika tembakan gas air mata menjadi pemicu utama.
Baca: Pemkab Malang Akan Bangun Monumen Kenang Tragedi Kanjuruhan”Kami sampai detik ini mengatakan bahwa pemicu dari jatuhnya banyak korban adalah gas air mata, khususnya gas air mata yang ditembakkan kepada tribune,” katanya, dikutip dari
Kompas.com, Rabu (12/10/2022).
Anam mengatakan, tembakan gas air mata menyebabkan penonton panik. Sebagai upaya perlawanan, banyak yang melempar sepatu ke arah aparat. Hal ini dibuktikan saat Komnas HAM meninjau langsung Stadion Kanjuruhan, banyak sepatu yang tertinggal di stadion.
Pasca-aparat menembakkan gas air mata, lanjut Anam, penonton berhamburan hendak keluar dari stadion. Namun, karena saling berdesakan dan pintu yang terbuka berukuran kecil, banyak yang meninggal dunia akibat sesak napas dan mata perih terkena gas air mata.
Baca: Korban Meninggal Tragedi Kanjuruhan Bertambah”Di titik itulah sumbatan orang
nggak bisa bergerak karena memang matanya pedas, sesak napas dan sebagainya, akhirnya banyak menimbulkan jatuh korban,” ujar Anam.Anam memastikan, seluruh pintu Stadion Kanjuruhan terbuka saat gas air mata ditembakkan, termasuk pintu 13 yang menjadi titik paling banyak ditemukan korban meninggal.”Kami punya satu video yang eksklusif, salah satu video kunci kami yang mengatakan bahwa pintu-pintu ini terbuka, termasuk yang perdebatan di pintu 13 itu. Pintu 13 terbuka tapi kecil,” katanya. Penulis: Cholis AnwarEditor: Cholis AnwarSumber: Kompas.com
[caption id="attachment_324109" align="alignleft" width="1280"]

Komnas HAM saat melakukan konferensi Pers terkait Tragedi Kanjuruhan (Kompas.com)[/caption]
MURIANEWS, Jakarta – Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menhyebut jika tembakan gas air mata menjadi pemicu utama munculnya tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 132 orang.
Sebab, dalam rekaman video yang diperolehnya, polisi sengaja menembakkan gas air mata ke tribun penonton. Sehingga penonton berhamburan untuk menyelamatkan diri dan kemudian timbul kepanikan.
Komisioner Komnas HAM Choirul Anam mengatakan jika pihaknya mempunyai video kunci terkait tragedi Kanjuruhan itu. Sehingga pihaknya mempunyai kesimpulan sementara jika tembakan gas air mata menjadi pemicu utama.
Baca: Pemkab Malang Akan Bangun Monumen Kenang Tragedi Kanjuruhan
”Kami sampai detik ini mengatakan bahwa pemicu dari jatuhnya banyak korban adalah gas air mata, khususnya gas air mata yang ditembakkan kepada tribune,” katanya, dikutip dari
Kompas.com, Rabu (12/10/2022).
Anam mengatakan, tembakan gas air mata menyebabkan penonton panik. Sebagai upaya perlawanan, banyak yang melempar sepatu ke arah aparat. Hal ini dibuktikan saat Komnas HAM meninjau langsung Stadion Kanjuruhan, banyak sepatu yang tertinggal di stadion.
Pasca-aparat menembakkan gas air mata, lanjut Anam, penonton berhamburan hendak keluar dari stadion. Namun, karena saling berdesakan dan pintu yang terbuka berukuran kecil, banyak yang meninggal dunia akibat sesak napas dan mata perih terkena gas air mata.
Baca: Korban Meninggal Tragedi Kanjuruhan Bertambah
”Di titik itulah sumbatan orang
nggak bisa bergerak karena memang matanya pedas, sesak napas dan sebagainya, akhirnya banyak menimbulkan jatuh korban,” ujar Anam.
Anam memastikan, seluruh pintu Stadion Kanjuruhan terbuka saat gas air mata ditembakkan, termasuk pintu 13 yang menjadi titik paling banyak ditemukan korban meninggal.
”Kami punya satu video yang eksklusif, salah satu video kunci kami yang mengatakan bahwa pintu-pintu ini terbuka, termasuk yang perdebatan di pintu 13 itu. Pintu 13 terbuka tapi kecil,” katanya.
Penulis: Cholis Anwar
Editor: Cholis Anwar
Sumber: Kompas.com