– Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyebut jika gas air mata yang ditembakkan di Stadion Kanjuruhan sebanyak 11 gas air mata.
Menurutnya, 11 gas air mata itu tidak ditembakkan dalam satu tribun, melainkan tribun utara, tribun selatan dan ke lapangan Stadion Kanjuruhan.
”Ke tribun selatan kurang lebih 7 tembakan, ke tribun utara 1 tembakan, dan ke lapangan 3 tembakan,” kata Listyo saat konferensi pers pada Kamis malam (6/10/2022).
Kapolri juga mengatakan jika operator yang menambakkan gas air mata itu ada 11 anggota kepolisian.
Sementara awal mula penembakan gas air mata dilakukan adalah pada saat para suporter sudah mulai memasuki lapangan.Menurutnya. tembakan gas air mata itu yang kemudian menimbulkan kepanikan para penonton yang berada di tribun. Mereka yang merasa perih kemudian berusaha segera meninggalkan arena. Sementara mereka yang berusaha meninggalkan stadion mengalami kendala ketika akan keluar melalui pintu-pintu yang tersedia.
”Penonton yang kemudian berusaha untuk keluar khususnya di pintu 3, 11, 12, 13, dan 14 sedikit mengalami kendala karena ada aturan, di tribun ada 14 pintu, seharusnya 5 menit sebelum pertandingan berakhir, maka seluruh pintu harusnya dibuka. Namun saat itu pintu dibuka namun tidak sepenuhnya,” ujarnya. Penulis: Cholis AnwarEditor: Cholis AnwarSumber: CNNIndonesia.com
[caption id="attachment_321649" align="alignleft" width="880"]

Tragedi Kanjuruhan hampir mirip dengan kejadian yang terjadi di Peru pada 1964. Tragedi Kanjuruhan dipastikan menjadi insiden sepak bola memilukan kedua setelah di Peru.(internet)[/caption]
MURIANEWS, Malang – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyebut jika gas air mata yang ditembakkan di Stadion Kanjuruhan sebanyak 11 gas air mata.
Menurutnya, 11 gas air mata itu tidak ditembakkan dalam satu tribun, melainkan tribun utara, tribun selatan dan ke lapangan Stadion Kanjuruhan.
”Ke tribun selatan kurang lebih 7 tembakan, ke tribun utara 1 tembakan, dan ke lapangan 3 tembakan,” kata Listyo saat konferensi pers pada Kamis malam (6/10/2022).
Kapolri juga mengatakan jika operator yang menambakkan gas air mata itu ada 11 anggota kepolisian.
Baca: Ini Peran 6 Tersangka yang Ditetapkan Kapolri dalam Tragedi Kanjuruhan
”Terdapat 11 personel yang menembakkan,” kata Listyo.
Sementara awal mula penembakan gas air mata dilakukan adalah pada saat para suporter sudah mulai memasuki lapangan.
Menurutnya. tembakan gas air mata itu yang kemudian menimbulkan kepanikan para penonton yang berada di tribun. Mereka yang merasa perih kemudian berusaha segera meninggalkan arena. Sementara mereka yang berusaha meninggalkan stadion mengalami kendala ketika akan keluar melalui pintu-pintu yang tersedia.
Baca: Polri Tetapkan 6 Tersangka dalam Tragedi Kanjuruhan
”Penonton yang kemudian berusaha untuk keluar khususnya di pintu 3, 11, 12, 13, dan 14 sedikit mengalami kendala karena ada aturan, di tribun ada 14 pintu, seharusnya 5 menit sebelum pertandingan berakhir, maka seluruh pintu harusnya dibuka. Namun saat itu pintu dibuka namun tidak sepenuhnya,” ujarnya.
Penulis: Cholis Anwar
Editor: Cholis Anwar
Sumber: CNNIndonesia.com