Rabu, 19 November 2025


MURIANEWS, Jakarta – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) masih kekurangan guru untuk mengampu 10 mata pelajaran di sekolah. Tak tanggung, kebutuhan itu mencapai membutuhkan 2,4 juta guru.

Pelaksana tugas (Plt) Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek Nunuk Suryani mengatakan, kebutuhan guru akan diusahakan terisi hingga tahun depan melalui Seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) Guru 2022.

”Kebutuhan guru saat ini mencapai 2,4 juta dengan rincian 1,2 juta guru baru berstatus ASN dan 724.029 guru berstatus non-ASN. Kebutuhan ini merata di seluruh wilayah Indonesia,” ungkapnya, dikutip dari Kompas.com, Kamis (6/10/2022).

Baca: Kabar Gembira! Guru Honorer Madrasah di Pati Bakal Dapat Insentif

Pihaknya juga mengatakan, dalam waktu dekat ada 10 mata pelajaran (mapel) yang perlu untuk diisi dengan kuota berbeda.

Dia merinci, untuk guru kelas guru kelas kebutuhan 29 persen, Penjasorkes 15 persen, Teknologi Informasi dan Komputer (TIK) 14 persen, Bimbingan konseling 9 persen, Agama Kristen 7 persen, Seni budaya 5 persen, Agama Katolik 5 persen, PPKn 2 persen, Bahasa Indonesia 2 persen dan mapel sejarah 2 persen.

Kekosongan guru tersebut, bisa diisi dari 84.351 kelebihan guru ASN, atau diisi dari kelebihan guru honorer sebesar 233.540, atau dari guru Diperbantukan (DPK) 70.033, lalu 39.393 guru swasta lulus passing grade, atau guru PPG yang sebesar 251.962 guru.Baca: PPG Angkatan III bagi 6.971 Guru Madrasah Segera Dimulai, Ini Jadwalnya”Termasuk PR kita kali ini, ada lebih dari 193.000 guru lulus passing grade namun belum mendapatkan formasi,” tambahnya.Nunuk mengatakan, untuk mengatasi kebutuhan atau kekosongan guru memang bisa melalui Seleksi PPPK guru. Namun juga bisa dilakukan redistribusi, misalnya untuk memenuhi kebutuhan guru mapel. Penulis: Cholis AnwarEditor: Cholis AnwarSumber: Kompas.com

Baca Juga

Komentar

Terpopuler