– Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, hingga Februari 2022, angka pengangguran di Indonesia didominasi oleh lulusan SMK dibanding lulusan lainnya. Tak tanggung-tanggung, jumlahnya pun mencapai 8,40 juta orang.
Dilansir dari CNBC, Kepala BPS Margo Yuwono menyebutkan jumlah pengangguran terbanyak berasal dari lulusan SMK. Berdasarkan data yang ada, pengangguran lulusan SMK tercatat 10,38 persen.
, Jumat (26/8/2022).
Selanjutnya di bawah SMK, jumlah pengangguran tertinggi diduduki oleh lulusan SMA. Angka persentasenya sebesar 8,35 persen.
Kemudian disusul oleh lulusan D-IV, S1, S2, S3 sebesar 6,17 persen dan lulusan diploma I/II/III sebesar 6,09 persen.
Untuk lulusan D-IV hingga S3 dan lulusan D1 hingga D3 cenderung memilih-milih pekerjaan sehingga tingkat penganggurannya juga masih dianggap tinggi.”Lulusan ini karena pilih-pilih pekerjaan sehingga tingkat pengangguran terbukanya tinggi,” jelasnya.Sementara untuk jenjang pendidikan dengan angka pengangguran terendah adalah dari Sekolah Dasar (SD). Berdasarkan data Februari 2022, persentase pengangguran lulusan SD tercatat sebesar 3,09 persen. Penulis: Cholis AnwarEditor: Cholis AnwarSumber: CNBC Indonesia
[caption id="attachment_311291" align="alignleft" width="880"]

Ilustrasi pengangguran (Freepik)[/caption]
MURIANEWS, Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, hingga Februari 2022, angka pengangguran di Indonesia didominasi oleh lulusan SMK dibanding lulusan lainnya. Tak tanggung-tanggung, jumlahnya pun mencapai 8,40 juta orang.
Dilansir dari CNBC, Kepala BPS Margo Yuwono menyebutkan jumlah pengangguran terbanyak berasal dari lulusan SMK. Berdasarkan data yang ada, pengangguran lulusan SMK tercatat 10,38 persen.
”Pengangguran tertinggi (lulusan) SMK,” ujar Margo, dikutip dari
CNBC Indonesia, Jumat (26/8/2022).
Selanjutnya di bawah SMK, jumlah pengangguran tertinggi diduduki oleh lulusan SMA. Angka persentasenya sebesar 8,35 persen.
Baca: Kurangi Pengangguran, KITB Ditarget Serap 287 Ribu Tenaga Kerja
Kemudian disusul oleh lulusan D-IV, S1, S2, S3 sebesar 6,17 persen dan lulusan diploma I/II/III sebesar 6,09 persen.
Untuk lulusan D-IV hingga S3 dan lulusan D1 hingga D3 cenderung memilih-milih pekerjaan sehingga tingkat penganggurannya juga masih dianggap tinggi.
”Lulusan ini karena pilih-pilih pekerjaan sehingga tingkat pengangguran terbukanya tinggi,” jelasnya.
Sementara untuk jenjang pendidikan dengan angka pengangguran terendah adalah dari Sekolah Dasar (SD). Berdasarkan data Februari 2022, persentase pengangguran lulusan SD tercatat sebesar 3,09 persen.
Penulis: Cholis Anwar
Editor: Cholis Anwar
Sumber: CNBC Indonesia