Kamis, 20 November 2025


MURIANEWS, Jakarta – Upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 Kemerdekaan Indonesia berlangsung di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (17/8/2022). Dalam upacara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) hadir dengan membawa tongkat dan baju adat dari Buton, Sulawesi Tenggara.

Selain tongkat yang terus digenggamnya, busana yang dipakainya terdiri dari baju, celana panjang, sarung, dan kopiah yang didominasi warna merah.

Jokowi juga menggunakan penutup kepala yang senada dengan hiasan senjata tradisional diselipkan di bagian pinggang.

Sebelum memasuki mimbar upacara, Jokowi mengatakan bahwa baju yang dipakainya itu merupakan baju adat tradisional dari Buton, Sulawesi tenggara.

Baca: Jokowi Usul Anggaran 2023 Pemerintah Sebesar Rp 3.000 Triliun 

”Ini baju dari Buton, Sulawesi Tenggara. Ini baju dolomani dari Buton,” ujar Jokowi.

Dolomani adalah salah satu baju adat kebesaran Kesultanan Buton yang kerap digunakan Sultan ke-35 Muhammad Ali pada masa tahun 1918-1921.

Busana ini biasanya dipakai saat menghadiri acara-acara kesultanan ataupun momen resmi lainnya.

Keistimewaan baju adat dari Buton ini ditandai dengan desainnya yang dihiasi dengan sulaman benang emas atau perak.
Baju adat dolomani yang dipakai Jokowi di upacara HUT ke-77 RI memiliki sulaman bermotif bunga rongo di bagian pinggiran dan kerah bajunya. Selain itu, pada sisi kanan dan kiri busana adat tersebut juga dilengkapi dengan sulaman randa yang berupa ornamen ake.Baca: Jokowi Punya Empat Kekuatan untuk Membangun IndonesiaSulaman bunga rongo juga terdapat di sisi kanan dan kiri celananya yang tersusun dari atas hingga ke bawah.Sedangkan kopiah yang dipakai Presiden Jokowi juga dihiasi motif tradisional berupa motif bakena uwa di pinggiran bawah dan bunga kambamanuru di bagian atasanya.Adapun beberapa motif yang sarat kemegahan itu melambangkan kebesaran dan keagungan yang dimiliki pemimpin yang berkilauan menerangi masyarakatnya. Sedangkan sulur bunga bunga rongo yang menjalar dari bawah ke atas lalu turun ke bawa lagi memiliki makna yang tak kalah istimewanya.Ini merupakan perlambang seorang pemimpin yang mengawali karier dari bawah hingga ke puncak, tetapi tetap menjejak ke tanah. Hal ini merujuk pada pesan bijaksana bahwa jabatan adalah amanah dan pada suatu saat saat akan berakhir pula. Penulis: Cholis AnwarEditor: Cholis AnwarSumber: Kompas.com

Baca Juga

Komentar

Terpopuler