Rabu, 19 November 2025


MURIANEWS, Jakarta – Habib Zen bin Umar bin Smit telah meninggal dunia usai menjalani perawatan di RS JMC Jakarta Selatan, Rabu (10/8/2022). Ia adalah sosok yang selalu menyerukan moderasi beragama.

Bahkan, semasa hidupnya, Habib Zen juga dikenal dengan sosok yang aktif di sejumlah organisasi keislaman. Hingga usianya yang senja, Habib Zen masih tercatat sebagai Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Selain itu, Habib Zen juga tercatat sebagai Ketua Dewan Syuro Rabithah Alawiyah yang merupakan organisasi yang bertanggung jawab untuk mencatat dan menghimpun keturunan Nabi Muhammad SAW di Indonesia.

Juru bicara Rabithah Alawiyah, Habib Ahmad Mujtaba Shahab mengatakan, Habib Zein termasuk aktif pula menyuarakan moderasi beragama. Habib Zein juga kerap menyerukan persatuan umat termasuk persatuan partai politik Islam.

Baca: Kabar Duka, Habib Zen Bin Umar Meninggal Dunia

”Jika kebersamaan antarpartai Islam bisa dibangun akan menjadi kekuatan yang luar biasa,” ungkapnya, dikutip dari Republika.co.id, Rabu (10/8/2022).

”Mungkin saya salah, tapi pandangan awam, menyerap di daerah, ini kok tidak ketemu-ketemu padahal frekuensinya sama,” lanjutnya.

Sementara Habib Zen bin Umar sendiri pernah menyampaikan bahwa nilai-nilai moderasi beragama tepat bila disampaikan dalam materi pengajaran majelis taklim yang membahas kitab kuning. Menurut  Habib Zein, sudah semakin sedikit majelis taklim di Tanah Air, khususnya di Jakarta, yang mengulas kitab kuning.

Menurut dia, ada majelis dzikir yang memang fokus membersihkan hati tetapi kurang dalam masalah keilmuan. Sebaliknya, ada majelis yang didominasi dengan keilmuan tetapi kurang aspek dzikirnya.Untuk kurikulum moderasi beragama, dia menilai hal tersebut tepat jika disampaikan pada majelis taklim untuk kitab kuning.Baca: MUI Grobogan Tekankan Pentingnya Moderasi Beragama pada Generasi Muda”Ada banyak karya ulama yang mengulas masalah moderasi beragama. Meski demikian, mereka lebih tegas untuk membedakan mana yang boleh dan tidak boleh. Mereka lebih hitam putih karena zamannya juga berbeda,” jelas Habib Zen.Dia menjelaskan, karya mereka masih relevan untuk digunakan sebagai materi moderasi beragama di majelis taklim. Dengan catatan, penyaji kitab kuning tersebut, ujar dia, bisa menyampaikan dengan konteks yang ada saat ini.”Tinggal para guru, assatiz bisa menyampaikan kitab kuning itu dengan contoh-contoh yang dialami saat ini,” terangnya. Penulis: Cholis AnwarEditor: Cholis AnwarSumber: Republika.co.id

Baca Juga

Komentar

Terpopuler