Kamis, 20 November 2025


MURIANEWS, Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ada sebanyak 26,16 juta warga Indonesia yang masuk dalam kategori miskin atau 9,54 persen. Data tersebut tercatat hingga Maret 2022. Tingkat kemiskinan paling tinggi terjadi di 10 Provinsi di Indonesia.

Dibandingkan dengan angka kemiskinan pada 2021, angka tersebut mengalami penurunan tipis, yakni sebanyak 26,50 juta orang per September 2021 atau 9,71 persen.

Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan penurunan kemiskinan ini ditopang oleh pemulihan ekonomi yang terus membaik. Terlebih, pada kuartal I-2022 perekonomian nasional berhasil tumbuh 5,01 persen.

”Jadi ini sejalan dengan ekonomi yang membaik. Ekonomi membaik, kemiskinan turun,” ujarnya, dikutip dari CNNIndonesia.com, Jumat (15/7/2022).

Baca: Strategi Ganjar Entaskan Kemiskinan lewat UMKM Dinilai Jitu

Margo juga menjelaskan bahwa tingkat kemiskinan tersebut paling banyak adalah dari luar Pulau Jawa. Bahkan ada 10 provinsi yang paling banyak menyumbang angka kemiskinan di Indonesia.

Dalam pemetaan BPS, masyarakat dikategorikan miskin, jika rata-rata pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya per bulan tidak melebihi rerata garis kemiskinan per kapita.Berdasarkan data BPS, rerata garis kemiskinan Indonesia pada Maret 2022 sebesar Rp505.469 per kapita per bulan. Artinya, jika pengeluaran per bulan di bawah angka tersebut, masuk kategori miskin.Baca: Blora Pelajari Laboratorium Kemiskinan dan “Kudu Sekolah” di PekalonganBerikut daftar 10 daerah yang memiliki tingkat kemiskinan tertinggi hingga Maret 2022 adalah Provinsi Papua 26,56 persen, Papua Barat 21,33 persen, Nusa Tenggara Timur 20,05 persen, Maluku 15,97 persen, Gorontalo 15,42 persen, Aceh 14,64 persen, Bengkulu 14,62 persen, Nusa Tenggara Barat 13,68 persen, Sulawesi Tengah 12,33 persen dan Sumatera Selatan 11,90 persen. Penulis: Cholis AnwarEditor: Cholis AnwarSumber: CNNIndonesia.com

Baca Juga

Komentar

Terpopuler