Jemaah Haji Boleh Dijemput Keluarga saat Pulang dari Tanah Suci, Tapi Ada Syaratnya
Murianews
Selasa, 12 Juli 2022 14:23:30
MURIANEWS, Kudus – Pemerintah mulai mempersiapkan proses pemulangan jemaah haji dari Tanah Suci. Rencananya, kelompok terbang (kloter) pertama
jemaah haji akan pulang ke Tanah Air mulai 15 Juli 2022.
Melansir dari laman Kementerian Agama, Selasa (12/7/2022), ada empat embarkasi yang akan mengawali fase pemulangan ini. Yaitu, kloter pertama Embarkasi Jakarta-Pondok Gede (JKG), Jakarta-Bekasi (JKS), Padang (PDG), dan Solo (SOC).
Plh Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri Kemenag RI Susari mengatakan, keluarga atau kerabat jemaah haji boleh melakukan penjemputan. Tapi harus tetap memenuhi protokol kesehatan secara ketat guna mencegah potensi penyebaran Covid-19. Hal tersebut ia sampaikan dalam program FMB9 yang disiarkan dari Kantor Kemenkominfo RI, Jakarta.
Baca juga: Berhalangan, 51 Jemaah Dibadalhajikan dan 136 Disafariwukufkan”Akan ada dua titik berpotensi dalam penyebaran Covid-19. Pertama, saat penjemputan jemaah haji oleh keluarga atau kerabat. Sudah menjadi tradisi bahwa yang menjemput seorang jemaah haji tidak hanya satu orang, bisa dua, tiga, empat, bahkan lebih. Andai kata satu orang dijemput oleh 2-3 mobil, satu mobil berisi 4-5 orang, bisa dilihat berapa orang yang akan berkerumun disitu,” jelas Susari di Jakarta, Senin (11/7/2022).
”Kedua, nanti waktu pulang, juga sudah menjadi tradisi kerabat dan saudara jemaah haji akan berdatangan dan berinteraksi. Ini harus kita lakukan sosialisasi dan edukasi kepada mereka supaya tetap mematuhi protokol kesehatan,” lanjutnya.
Susari juga menegaskan, apabila ditemukan gejala Covid-19 pada jemaah haji, maka keluarga yang bersangkutan dianjurkan untuk tidak mengunjungi dahulu jemaah haji tersebut.
Yudhi Pramono selaku Plt. Sekretaris Ditjen P2P Kementerian Kesehatan mengatakan, Kemenkes sudah menyiapkan posko kesehatan di setiap bandara kepulangan jemaah haji Indonesia. Kemenkes juga sudah menyiapkan ambulans dan rumah sakit bila ditemukan jemaah haji dalam keadaan darurat kesehatan.
”Kemudian di asrama haji, kami juga siapkan tim untuk memeriksa jemaah haji yang baru datang. Jadi mereka akan melakukan screening secara menyeluruh,” terang Yudhi.”Apabila ditemukan gejala-gejala Covid-19 maka akan dilakukan pemeriksaan lanjutan yakni antigen atau PCR. Apabila ditemukan reaksi ringan maka akan dilakukan isolasi oleh satgas covid daerah. Apabila ditemukan reaksi berat maka akan dilarikan ke rumah sakit yang telah ditetapkan,” jelasnya.Yudhi melanjutkan, setelah melakukan pemeriksaan kesehatan di asrama haji embarkasi kepulangan, jemaah haji akan diberikan kartu kewaspadaan kesehatan yang berisi data-data mengenai kesehatan jemaah.”Kartu ini dapat dipergunakan untuk melakukan pemeriksaan di puskesmas atau rujukan ke rumah sakit,” tutupnya. Penulis: Dani AgusEditor: Dani AgusSumber: kemenag.go.id
[caption id="attachment_295489" align="alignleft" width="1890"]

Foto: Ilustrasi (pixabay.com)[/caption]
MURIANEWS, Kudus – Pemerintah mulai mempersiapkan proses pemulangan jemaah haji dari Tanah Suci. Rencananya, kelompok terbang (kloter) pertama
jemaah haji akan pulang ke Tanah Air mulai 15 Juli 2022.
Melansir dari laman Kementerian Agama, Selasa (12/7/2022), ada empat embarkasi yang akan mengawali fase pemulangan ini. Yaitu, kloter pertama Embarkasi Jakarta-Pondok Gede (JKG), Jakarta-Bekasi (JKS), Padang (PDG), dan Solo (SOC).
Plh Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri Kemenag RI Susari mengatakan, keluarga atau kerabat jemaah haji boleh melakukan penjemputan. Tapi harus tetap memenuhi protokol kesehatan secara ketat guna mencegah potensi penyebaran Covid-19. Hal tersebut ia sampaikan dalam program FMB9 yang disiarkan dari Kantor Kemenkominfo RI, Jakarta.
Baca juga: Berhalangan, 51 Jemaah Dibadalhajikan dan 136 Disafariwukufkan
”Akan ada dua titik berpotensi dalam penyebaran Covid-19. Pertama, saat penjemputan jemaah haji oleh keluarga atau kerabat. Sudah menjadi tradisi bahwa yang menjemput seorang jemaah haji tidak hanya satu orang, bisa dua, tiga, empat, bahkan lebih. Andai kata satu orang dijemput oleh 2-3 mobil, satu mobil berisi 4-5 orang, bisa dilihat berapa orang yang akan berkerumun disitu,” jelas Susari di Jakarta, Senin (11/7/2022).
”Kedua, nanti waktu pulang, juga sudah menjadi tradisi kerabat dan saudara jemaah haji akan berdatangan dan berinteraksi. Ini harus kita lakukan sosialisasi dan edukasi kepada mereka supaya tetap mematuhi protokol kesehatan,” lanjutnya.
Susari juga menegaskan, apabila ditemukan gejala Covid-19 pada jemaah haji, maka keluarga yang bersangkutan dianjurkan untuk tidak mengunjungi dahulu jemaah haji tersebut.
Yudhi Pramono selaku Plt. Sekretaris Ditjen P2P Kementerian Kesehatan mengatakan, Kemenkes sudah menyiapkan posko kesehatan di setiap bandara kepulangan jemaah haji Indonesia. Kemenkes juga sudah menyiapkan ambulans dan rumah sakit bila ditemukan jemaah haji dalam keadaan darurat kesehatan.
”Kemudian di asrama haji, kami juga siapkan tim untuk memeriksa jemaah haji yang baru datang. Jadi mereka akan melakukan screening secara menyeluruh,” terang Yudhi.
”Apabila ditemukan gejala-gejala Covid-19 maka akan dilakukan pemeriksaan lanjutan yakni antigen atau PCR. Apabila ditemukan reaksi ringan maka akan dilakukan isolasi oleh satgas covid daerah. Apabila ditemukan reaksi berat maka akan dilarikan ke rumah sakit yang telah ditetapkan,” jelasnya.
Yudhi melanjutkan, setelah melakukan pemeriksaan kesehatan di asrama haji embarkasi kepulangan, jemaah haji akan diberikan kartu kewaspadaan kesehatan yang berisi data-data mengenai kesehatan jemaah.
”Kartu ini dapat dipergunakan untuk melakukan pemeriksaan di puskesmas atau rujukan ke rumah sakit,” tutupnya.
Penulis: Dani Agus
Editor: Dani Agus
Sumber: kemenag.go.id