Curhat Jokowi Soal Subsidi Pertalite yang Bisa Buat APBN Jebol
Murianews
Sabtu, 9 Juli 2022 11:05:21
MURIANEWS, Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) hingga saat ini masih menahan agar harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis pertalite untuk tetap mendapatkan subsidi. Namun tidak menutup kemungkinan bahan bakar dengan Ron 90 itu akan naik apabila harga minyak mentah dunia terus meroket.
Jokowi mengatakan, beberapa bulan terakhir harga minyak mentah dunia terus mengalami kenaikan. Hal itu imbas dari pandemi Covid-19 yang melanda hampir di seluruh dunia. Ditambah lagi dengan perang militer Rusia dan Ukraina
”Negara kita masih tahan untuk tidak menaikkan yang namanya Pertalite. Negara lain yang namanya bensin sudah di angka Rp 31.000 (per liter)," jelas Jokowi di acara Hari Keluarga Nasional ke-29 di Medan seperti dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Sabtu (9/7/2022).
Baca: Mobil di Atas 1.500 cc Haram Minum Pertalite Menurutnya, kenaikan harga minyak dunia bisa membuat APBN terancam jebol alias memicu defisit parah apabila tidak segera diambil tindakan. Namun ketimbang menaikan harga BBM, lanjut Jokowi, pemerintahannya lebih memilih opsi menahan harga dengan gelontoran duit subsidi, dalam hal ini untuk BBM Pertalite yang dijual Pertamina.
”Negara kita ini masih tahan untuk tidak menaikkan yang namanya Pertalite. Ini kita masih kuat dan kita berdoa APBN kita masih kuat memberikan subsidi. Kalau sudah tidak kuat mau bagaimana lagi, ya kan?” tutur Jokowi.
Kendati demikian, sambung dia, jika kondisi sulit ini terus berlanjut, bukan tidak mungkin APBN tak lagi kuat menanggung sehingga harus memaksa pemerintah untuk menaikkan harga Pertalite di masa mendatang.
Baca: Pedagang Bensin Eceran Masih Bisa Jual Pertalite, Ini CaranyaJokowi berujar bahwa pemerintah tak bisa mengendalikan kenaikan harga minyak. Kondisi ini terjadi karena Indonesia masih mengimpor BBM dalam jumlah sangat besar.”Tapi ingat, bahwa kita masih impor separuh dari kebutuhan 1,5 juta barel (per hari) dari luar, masih impor,” ungkap Jokowi.“Artinya kalau harga di luar naik, kita harus membayar ke luar lebih banyak, supaya ngerti masalahnya. Gas juga juga, harga internasional sudah naik 5 kali,” sambungnya. Penulis: Cholis AnwarEditor: Cholis AnwarSumber: Youtube Sekretariat Presiden
[caption id="attachment_295848" align="alignleft" width="880"]

Jokowi saat memberikan pengarahan kepada menteri untuk membeli produk dalam negeri (Tangkapan Layar)[/caption]
MURIANEWS, Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) hingga saat ini masih menahan agar harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis pertalite untuk tetap mendapatkan subsidi. Namun tidak menutup kemungkinan bahan bakar dengan Ron 90 itu akan naik apabila harga minyak mentah dunia terus meroket.
Jokowi mengatakan, beberapa bulan terakhir harga minyak mentah dunia terus mengalami kenaikan. Hal itu imbas dari pandemi Covid-19 yang melanda hampir di seluruh dunia. Ditambah lagi dengan perang militer Rusia dan Ukraina
”Negara kita masih tahan untuk tidak menaikkan yang namanya Pertalite. Negara lain yang namanya bensin sudah di angka Rp 31.000 (per liter)," jelas Jokowi di acara Hari Keluarga Nasional ke-29 di Medan seperti dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Sabtu (9/7/2022).
Baca: Mobil di Atas 1.500 cc Haram Minum Pertalite
Menurutnya, kenaikan harga minyak dunia bisa membuat APBN terancam jebol alias memicu defisit parah apabila tidak segera diambil tindakan. Namun ketimbang menaikan harga BBM, lanjut Jokowi, pemerintahannya lebih memilih opsi menahan harga dengan gelontoran duit subsidi, dalam hal ini untuk BBM Pertalite yang dijual Pertamina.
”Negara kita ini masih tahan untuk tidak menaikkan yang namanya Pertalite. Ini kita masih kuat dan kita berdoa APBN kita masih kuat memberikan subsidi. Kalau sudah tidak kuat mau bagaimana lagi, ya kan?” tutur Jokowi.
Kendati demikian, sambung dia, jika kondisi sulit ini terus berlanjut, bukan tidak mungkin APBN tak lagi kuat menanggung sehingga harus memaksa pemerintah untuk menaikkan harga Pertalite di masa mendatang.
Baca: Pedagang Bensin Eceran Masih Bisa Jual Pertalite, Ini Caranya
Jokowi berujar bahwa pemerintah tak bisa mengendalikan kenaikan harga minyak. Kondisi ini terjadi karena Indonesia masih mengimpor BBM dalam jumlah sangat besar.
”Tapi ingat, bahwa kita masih impor separuh dari kebutuhan 1,5 juta barel (per hari) dari luar, masih impor,” ungkap Jokowi.
“Artinya kalau harga di luar naik, kita harus membayar ke luar lebih banyak, supaya ngerti masalahnya. Gas juga juga, harga internasional sudah naik 5 kali,” sambungnya.
Penulis: Cholis Anwar
Editor: Cholis Anwar
Sumber: Youtube Sekretariat Presiden