Kamis, 20 November 2025


MURIANEWS, Jakarta – Mantan Presiden Aksi Cepat Tanggap (ACT), Ahyudin membantah telah menerima gaji sebesar Rp 250 juta dari lembaga kemanusiaan tersebut. Menurutnya, gaji itu merupakan akumulasi dari semua lembaga sosial yang dia pimpin di luar ACT.

”Sumber dana remunerasi. Remunerasi atau gaji yang diterima adalah akumulasi gaji dari banyak lembaga bukan hanya dari ACT. Total remunerasi atau gaji yang diterima merupakan akumulatif dari banyak lembaga, ACT hanyalah salah satu dari sekian banyak lembaga yang pernah saya pimpin," ujar Ahyudin, dikutip dari Detik.com, Selasa (5/7/2022).

Ahyudin menyebut selain ACT, ada lembaga lainya sebagai sumber remunerasi semua SDM, yaitu: Global Wakaf, Global Zakat, Global Qurban, MRI, DMIII (Disaster management isntitute of Indonesia).

Kemudian di bawah Global Wakaf juga masih banyak program produktif lainya, seperti lumbung ternak wakaf, lumbung beras wakaf, lumbung air wakaf dan lain-lain. Lembaga-lembaga itu, katanya, dipimpin oleh Ahyudin.

Baca: ACT Pati Raya Tak Tahu Program Pembangunan Sekolah Korban Lion Air

”Semua lembaga-lembaga tersebut dibawahi oleh satu holding berlegal perkumpulan yaitu GIP (Global Islamic Fhilanthropy) dimana saya menjadi presidennya. Semua leader lembaga adalah tim leader inti di GIP : presiden, senior vice presiden, vice presiden, Dir Eksekutif dan Direktur," paparnya.

Menurutnya, remunerasi profesional bagi semua SDM lembaga mulai dijalankan setelah pencapaian penerimaan dana (dominan donasi) secara akumulatif mencapai Rp 500 miliar lebih per tahun, sejak tahun 2018 hingga 2021.

Ahyudin pun menjelaskan tentang gambaran akumulasi jumlah dana donasi yang diterima semua yayasan di bawah GIP dan alasan lembaga memberikan gaji relatif besar.

Baca: Gaji Petinggi ACT Hingga Ratusan Juta, Ini Pengakuannya

Ahyudin mengungkapkan, dalam kurun 5 tahun sejak 2017 sampai 2021, total dana donasi terhimpun mencapai hampir Rp 3 triliun dalam bentuk uang tunai. Kemudian sebagian dalam bentuk aset dan natura yang diterima oleh semua yayasan di bawah GIP.

Ahyudin mengungkapkan total akumulasi donasi selama 17 tahun sejak 2005 hingga 2021 sekitar Rp 4 triliun lebih.
Dia pun mencontohkan Global Qurban. Lembaga itu katanya memperoleh donasi lebih dari 100 ribu ekor setara kambing dalam 5 tahun terakhir sejak 2017 sampai 2021.Karena itu, menurutnya, wajar bila gaji SDM di lembaga sosial itu besar. Jika kecil, dia menilai kemungkinan jarang orang yang tertarik mengelola lembaga sosial.Baca: Kemensos Bakal Panggil Petinggi ACT”Saya ingin mengangkat posisi lembaga amal sosial di tanah air itu tinggi, berkelas, prestise, dan profesional dan yang terpenting adalah mampu menghadirkan kebermanfaatan yang besar bagi masyarakat luas,” terangnya.”Dengan demikian diharapkan banyak para profesionalis hebat ikut terjun ke dunia sosial. Jika gaji di lembaga sosial kecil apalagi ditiadakan, maka mana mungkin orang-orang hebat profesional tertarik mengelola lembaga amal sosial,” sambungnya.Baca: PPATK Ungkap Dugaan Transaksi Dana ACT untuk Kegiatan TerorismeDia pun kembali menegaskan gajinya itu diperoleh tidak hanya dari ACT. Meski begitu, dia tidak merinci berapa jumlah gaji yang dia terima.”Jadi tak benar jika Tempo menyampaikan bahwa gaji yang saya dan tim saya terima itu hanya dari ACT, dan besarnya sebesar itu, lebih lengkap bisa dikonfirmasi ke leader keuangan di ACT,” tutupnya. Penulis: Cholis AnwarEditor: Cholis AnwarSumber: Detik.com

Baca Juga

Komentar

Terpopuler