Jumat, 21 November 2025


MURIANEWS, Jakarta – Pemerintah memfokuskan pupuk bersubsidi hanya dua jenis, yakni urea dan NPK. Pemfokusan itu untuk mengurangi beban subsidi negara yang saat ini sudah terlampau besar. Selain itu juga terkait naiknya harga pupuk di pasar internasional.

Menteri Perekonomian Airlangga Hartarto menatakan, pembahasan mengenai pemfokusan dua jenis pupuk itu sudah dilakukan sejak April lalu bersama dengan Panja Pupuk Komisi IV DPR RI.

“Pemokusan pupuk subsidi pada urea dan NPK ini disebabkan naiknya harga pupuk di pasar internasional dampak kondisi perang Rusia-Ukraina,” katanya, dikutip dari Kompas.com, Sabtu (25/6/2022).

Baca: Negara Rugi Rp 30 Miliar, Polri Ungkap Penyalahgunaan Pupuk Bersubsidi di Kota Tangerang

Selain itu, pupuk subsidi diantaranya untuk padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, kakao dan tebu rakyat. Sementara pengalihan fokus pupuk subsidi oleh pemerintah akan dilakukan mulai Juli 2022 mendatang.

Direktur Eksekutif Centre for Indonesia Strategic Actions (CISA) Herry Mendrofa meminta Pemerintah harus benar-benar mempertimbangkan rencana subsidi pupuk difokuskan pada jenis urea dan NPK sesuai dengan hasil rekomendasi panja Komisi IV DPR.

Baca: Polisi Buru Mafia Pupuk Bersubsidi di Pati”Kita mesti sadar bahwa sektor pertanian adalah sektor yang teruji mampu bertahan di tengah-tengah hantaman pandemi, dan kita berharap sektor ini pula yang bisa menyelamatkan Indonesia dari ancaman resesi ekonomi ke depannya. Ini poin yang harus pemerintah evaluasi segera," tutur Herry.Dia mengingatkan keberpihakan pemerintah terhadap petani adalah keniscayaan. Sehingga apabila subsidi pupuk dicabut, maka pemerintah bisa dianggap kurang peka. Selain itu juga akan membawa dampak cukup besar bagi petani.”Jika pupuk subsidi ditiadakan maka dampaknya cukup besar kepada petani,” tambah Herry.Penulis: Cholis AnwarEditor: Cholis AnwarSumber: Kompas.com

Baca Juga

Komentar

Terpopuler