Megawati: Kalau di PDIP Masih Ngomong Koalisi, Out!

Murianews
Selasa, 21 Juni 2022 16:37:56


[caption id="attachment_297372" align="alignleft" width="880"]
Megawarti Soekarnoputri (Tangkapan Layar)[/caption]
MURIANEWS, Jakarta – Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menekankan bahwa sistem negara Indonesia ini adalah presiden sial, bukan parlementer. Sehingga dalam sistem presidensial tidak mengenal istilah koalisi.
Karena itu, Megawati menekankan apabila ada kader PDPI yang masih membahas masalah koalisi di Indonesia, maka lebih baik keluar. Sebab, ketika mereka membahas koalisi berarti tidak emngetahui sistem yang berlaku di Indonesia.
”Kalau masih ada yang ngomong di PDI Perjuangan urusan koalisi-koalisi, out! Berarti enggak ngerti sistem ketatanegaraan kita,” kata Megawati saat membuka Rakernas PDIP di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa (21/6/2022).
Presiden RI kelima itu mengaku bingung dengan banyak politikus dan publik kerap menggunakan istilah koalisi. Menurutnya, istilah koalisi hanya dikenal di negara yang menganut sistem parlementer dalam pemilihan perdana menteri. Sedangkan, di Indonesia tidak ada perdana menteri.
Baca: Bilang Dirinya Cantik dan Karismatik, Megawati: Banyak Lelaki Melirik Saya
”Akibatnya kan saya suka bingung. Lho, Bapak Presiden, kok bilang koalisi koalisi koalisi. Tidak ada, tidak ada, kalau kerja sama, yes,” katanya.
Mega pun menyinggung sejumlah partai yang kerap menggunakan istilah koalisi, dan menyentil soal bagi-bagi kursi berdasarkan perolehan suara. Padahal menurutnya, tidak ada istilah demikian.
Mega menyampaikan bahwa kritik tersebut ia sampaikan untuk membangun. Dia pun meminta agar pernyataannya tak jadi bahan 'gorengan'. Dia mengaku jengah dengan sistem ketatanegaraan Indonesia yang sudah salah kaprah.
Baca: Megawati: Hanya Saya yang Bisa Menentukan Capres PDIP
”Majority ada yang dari oposisi, kan gitu. Ada yang ngikut itu mesti ada hitungane. Suaramu piro, kursimu piro, maune jadi opo,” terang Mega.
”Ini tata pemerintahan dan tata kenegaraan Republik Indonesia lho. Saya udah enggak tahan. Lho kok jadi gini piye di kita kan enggak," imbuhnya.
Penulis: Cholis Anwar
Editor: Cholis Anwar
Sumber: Youtube PDIP

MURIANEWS, Jakarta – Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menekankan bahwa sistem negara Indonesia ini adalah presiden sial, bukan parlementer. Sehingga dalam sistem presidensial tidak mengenal istilah koalisi.
Karena itu, Megawati menekankan apabila ada kader PDPI yang masih membahas masalah koalisi di Indonesia, maka lebih baik keluar. Sebab, ketika mereka membahas koalisi berarti tidak emngetahui sistem yang berlaku di Indonesia.
”Kalau masih ada yang ngomong di PDI Perjuangan urusan koalisi-koalisi, out! Berarti enggak ngerti sistem ketatanegaraan kita,” kata Megawati saat membuka Rakernas PDIP di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa (21/6/2022).
Presiden RI kelima itu mengaku bingung dengan banyak politikus dan publik kerap menggunakan istilah koalisi. Menurutnya, istilah koalisi hanya dikenal di negara yang menganut sistem parlementer dalam pemilihan perdana menteri. Sedangkan, di Indonesia tidak ada perdana menteri.
Baca: Bilang Dirinya Cantik dan Karismatik, Megawati: Banyak Lelaki Melirik Saya
”Akibatnya kan saya suka bingung. Lho, Bapak Presiden, kok bilang koalisi koalisi koalisi. Tidak ada, tidak ada, kalau kerja sama, yes,” katanya.
Mega pun menyinggung sejumlah partai yang kerap menggunakan istilah koalisi, dan menyentil soal bagi-bagi kursi berdasarkan perolehan suara. Padahal menurutnya, tidak ada istilah demikian.
Mega menyampaikan bahwa kritik tersebut ia sampaikan untuk membangun. Dia pun meminta agar pernyataannya tak jadi bahan 'gorengan'. Dia mengaku jengah dengan sistem ketatanegaraan Indonesia yang sudah salah kaprah.
Baca: Megawati: Hanya Saya yang Bisa Menentukan Capres PDIP
”Majority ada yang dari oposisi, kan gitu. Ada yang ngikut itu mesti ada hitungane. Suaramu piro, kursimu piro, maune jadi opo,” terang Mega.
”Ini tata pemerintahan dan tata kenegaraan Republik Indonesia lho. Saya udah enggak tahan. Lho kok jadi gini piye di kita kan enggak," imbuhnya.
Penulis: Cholis Anwar
Editor: Cholis Anwar
Sumber: Youtube PDIP