kepada masyarakat sebanyak 19.400 ton per bulan. Pendistribusian itu tentunya sesuai dengan Harga Eceran tertinggi (HET), yakni Rp 14 ribu per liter.
Upaya penugasan kepada perum Bulog tersebut adalah untuk memastikan bahwa pasokan
kepada masyarakat tetap aman. Tentunya juga dengan harga yang sudah ditentukan oleh pemeritah.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, jumlah pasokan
sudah lebih dari kebutuhan nasional mencapai 211 ribu ton saat ini. Jumlah itu setara 108,74 persen dari total kebutuhan nasional per bulan.
mulai turun dari sekitar Rp19 ribu per liter menjadi Rp17 ribu per liter. Situasi ini membuat pemerintah mencabut larangan ekspor minyak goreng dan bahan bakunya mulai Senin (23/5/2022) mendatang.
"Berdasarkan data pasokan yang semakin terpenuhi dan terjadinya tren penurunan harga di berbagai daerah, maka presiden telah memutuskan untuk mencabut larangan ekspor pada tanggal 23 Mei atau hari Senin minggu depan," jelas Airlangga, dikutip dari
Sebelumnya, Dirut Perum Bulog Budi Waseso menyatakan perusahaan yang dipimpinnya akan ditugaskan pemerintah mendistribusikan minyak goreng dari produsen langsung ke pasar-pasar dengan harga jual di masyarakat sebesar Rp14 ribu per liter. Penugasan diberikan demi memastikan ketersediaan minyak goreng dengan harga murah."Penugasan nanti kita dapat pasokan dari produsen, kita ini seperti distributornya yang mengirim minyak goreng itu ke pasar, ke wilayah-wilayah pasar," Kata Buwas.Ia mengatakan penugasan distribusi minyak goreng kepada Bulog akan dituangkan dalam sebuah aturan. Aturan dibuat karena Bulog belum pernah mendapatkan penugasan distribusi minyak goreng. Penulis: Cholis AnwarEditor: Cholis AnwarSumber:
[caption id="attachment_174403" align="alignleft" width="880"]

Ilustrasi[/caption]
MURIANEWS, Jakarta- Pemerintah menugaskan
Perum Bulog untuk mendistribuskan
minyak goreng curah kepada masyarakat sebanyak 19.400 ton per bulan. Pendistribusian itu tentunya sesuai dengan Harga Eceran tertinggi (HET), yakni Rp 14 ribu per liter.
Upaya penugasan kepada perum Bulog tersebut adalah untuk memastikan bahwa pasokan
minyak goreng curah kepada masyarakat tetap aman. Tentunya juga dengan harga yang sudah ditentukan oleh pemeritah.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, jumlah pasokan
minyak goreng curah sudah lebih dari kebutuhan nasional mencapai 211 ribu ton saat ini. Jumlah itu setara 108,74 persen dari total kebutuhan nasional per bulan.
Baca: Satgas Pangan Polri Bongkar Penimbunan 78 Ton Minyak Goreng Curah Bersubsidi
Sementara, ia mengklaim harga
minyak goreng curah mulai turun dari sekitar Rp19 ribu per liter menjadi Rp17 ribu per liter. Situasi ini membuat pemerintah mencabut larangan ekspor minyak goreng dan bahan bakunya mulai Senin (23/5/2022) mendatang.
"Berdasarkan data pasokan yang semakin terpenuhi dan terjadinya tren penurunan harga di berbagai daerah, maka presiden telah memutuskan untuk mencabut larangan ekspor pada tanggal 23 Mei atau hari Senin minggu depan," jelas Airlangga, dikutip dari
CNNIndonesia.com, Jumat (20/5/2022).
Baca: Cerita Pedagang Grobogan: Beli Minyak Goreng Curah Wajib Belanja Minimal Rp 1 Juta Dulu
Sebelumnya, Dirut Perum Bulog Budi Waseso menyatakan perusahaan yang dipimpinnya akan ditugaskan pemerintah mendistribusikan minyak goreng dari produsen langsung ke pasar-pasar dengan harga jual di masyarakat sebesar Rp14 ribu per liter. Penugasan diberikan demi memastikan ketersediaan minyak goreng dengan harga murah.
"Penugasan nanti kita dapat pasokan dari produsen, kita ini seperti distributornya yang mengirim minyak goreng itu ke pasar, ke wilayah-wilayah pasar," Kata Buwas.
Ia mengatakan penugasan distribusi minyak goreng kepada Bulog akan dituangkan dalam sebuah aturan. Aturan dibuat karena Bulog belum pernah mendapatkan penugasan distribusi minyak goreng.
Penulis: Cholis Anwar
Editor: Cholis Anwar
Sumber:
CNNindonesia.com