Komnas HAM Nilai Pembunuhan Munir Potensial Jadi Pelanggaran HAM Berat
Murianews
Jumat, 20 Mei 2022 11:54:28
MURIANEWS, Jakarta- Komisioner Komnas HAM Bidang Penyelidikan dan Pemantauan Choirul Anam menilai bahwa kasus pembunuhan aktivis
Munir Said Thalib potensial untuk menjadi kasus pelanggaran HAM berat. Bahkan pihaknya mengaku paham betul kasus tersebut.
"Saya tahu detail kasus ini. Saya tahu detail konsep HAM, dan itu potensial sekali (menjadi pelanggaran HAM berat)," kata Anam, dikutip dari
Kompas.com, Jumat (20/5/’2022).
Anam menilai, dalam penyeleaikan kasus Munir ini selalu ada pro dan kontra yang kemudian justru mengaburkan kasus itu sendiri. Kasus pelanggaran
HAM berat dikatakan apabila terdapat korban dengan jumlah banyak. Sementara dalam kasus pembunuhan Munir, korbannya tunggal.
Baca: Kudus Zine Fest Ajak Para Milenial Tingkatkan Minat LiterasiTetapi, lanjut Anam, disisi lain pembunuhan
Munir itu juga terdapat sekenario aktor kekuasaan. Bahkan proses eksekusinya dilakukan secara sistematis. Menurutnya, pembunuhan munir selaras dengan parameter tersebut.
Anam pun menyebut, operasi pembunuhan
Munir sebenarnya tak merencanakan Munir sebagai satu-satunya korban.
"Saat itu yang disasar bukan hanya Cak Munir, oleh aktor yang sama, momen yang sama. Itu yang sedang kami konsolidasikan, prosesnya di situ," tambah Anam.
Temuan-temuan sementara itu mendukung penetapan status
kasus Munir sebagai pelanggaran HAM berat. Saat ini, lanjut Anam, temuan-temuan itu sedang didiskusikan dengan para ahli."Total proses dari awal, sudah lebih dari 4 orang ahli," ucapnya.Kasus pembunuhan Munir terancam kedaluwarsa pada 7 September 2022 jika tidak ada tindak lanjut, sesuai batas waktu 18 tahun penyelesaian sebagaimana ketentuan Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP).Padahal, pembunuhan Munir kuat diduga melibatkan aktor pejabat negara, dengan cara yang sistematis dan juga terencana. Penulis: Cholis AnwarEditor: Cholis AnwarSumber:
Kompas.com
[caption id="attachment_290769" align="alignleft" width="880"]

- Komisioner Komnas HAM Bidang Penyelidikan dan Pemantauan Choirul Anam (Kompas.com)[/caption]
MURIANEWS, Jakarta- Komisioner Komnas HAM Bidang Penyelidikan dan Pemantauan Choirul Anam menilai bahwa kasus pembunuhan aktivis
Munir Said Thalib potensial untuk menjadi kasus pelanggaran HAM berat. Bahkan pihaknya mengaku paham betul kasus tersebut.
"Saya tahu detail kasus ini. Saya tahu detail konsep HAM, dan itu potensial sekali (menjadi pelanggaran HAM berat)," kata Anam, dikutip dari
Kompas.com, Jumat (20/5/’2022).
Anam menilai, dalam penyeleaikan kasus Munir ini selalu ada pro dan kontra yang kemudian justru mengaburkan kasus itu sendiri. Kasus pelanggaran
HAM berat dikatakan apabila terdapat korban dengan jumlah banyak. Sementara dalam kasus pembunuhan Munir, korbannya tunggal.
Baca: Kudus Zine Fest Ajak Para Milenial Tingkatkan Minat Literasi
Tetapi, lanjut Anam, disisi lain pembunuhan
Munir itu juga terdapat sekenario aktor kekuasaan. Bahkan proses eksekusinya dilakukan secara sistematis. Menurutnya, pembunuhan munir selaras dengan parameter tersebut.
Anam pun menyebut, operasi pembunuhan
Munir sebenarnya tak merencanakan Munir sebagai satu-satunya korban.
"Saat itu yang disasar bukan hanya Cak Munir, oleh aktor yang sama, momen yang sama. Itu yang sedang kami konsolidasikan, prosesnya di situ," tambah Anam.
Temuan-temuan sementara itu mendukung penetapan status
kasus Munir sebagai pelanggaran HAM berat. Saat ini, lanjut Anam, temuan-temuan itu sedang didiskusikan dengan para ahli.
"Total proses dari awal, sudah lebih dari 4 orang ahli," ucapnya.
Kasus pembunuhan Munir terancam kedaluwarsa pada 7 September 2022 jika tidak ada tindak lanjut, sesuai batas waktu 18 tahun penyelesaian sebagaimana ketentuan Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP).
Padahal, pembunuhan Munir kuat diduga melibatkan aktor pejabat negara, dengan cara yang sistematis dan juga terencana.
Penulis: Cholis Anwar
Editor: Cholis Anwar
Sumber:
Kompas.com