Kamis, 20 November 2025


MURIANEWS, Jakarta- Belum lama ini Perdana Menteri (PM) Malaysia Dato' Sri Ismail Sabri Yaakob melakukan lawatan ke Indonesia untuk menandatangani sejumlah kerjasama dengan pemerintah indonesia. Dalam kunjungan itu, Sri Ismail mengusulkan agar Bahasa melayu sebagai bahsa resmi perantara kedua kepala negara, yakni Indonesia-Malaysia.

Tidak hanya itu, Sri Ismail juga mengatakan bahwa Bahasa melayu juga akan diupayakan menjadi Bahasa resmi ASEAN.

Menanggapi hal itu, Menteri Pendidikan, Kedudayaan, Riset dan teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim urun komentar. Secara tegas dia menolak apabila mabahsa melayu sebagai Bahasa resmi perantara kedua kepala negara.

“Saya sebagai Mendikbudristek, tentu menolak usulan tersebut (Bahasa melayu sebagai Bahasa perantara kepala negara),” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima MURIANEWS, Senin (4/4/2022).

Baca: Indonesia-Malaysia Tandatangani MoU Perlindungan PMI ART

Nadiem mengatakan, sebagai lembaga pemerintah yang menjalankan amanat undang-undang untuk mengembangkan, membina, dan melindungi bahasa dan sastra Indonesia, serta meningkatkan fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional, menyatakan bahwa hal tersebut perlu kajian dan pembahasan lebih lanjut.

“Namun, karena ada keinginan negara sahabat kita mengajukan bahasa Melayu sebagai bahasa resmi ASEAN, tentu keinginan tersebut perlu dikaji dan dibahas lebih lanjut di tataran regional,” ungkapnya.

Kendati demikian, pihaknya tetap mengimbau kepada masyarakat seluruh Indonesia untuk bahu membahu untuk membela Bahasa Indonesia.

“Saya imbau seluruh masyarakat bahu-membahu dengan pemerintah untuk terus berdayakan dan bela bahasa Indonesia,” imbuanya.Nadiem menjelaskan, menurutnya Bahasa Indonesia lebih layak untuk dikedepankan dengan mempertimbangkan keunggulan historis, hukum, dan linguistik. Di tingkat internasional, lanjutnya,  bahasa Indonesia telah menjadi bahasa terbesar di Asia Tenggara dan persebarannya telah mencakup 47 negara di seluruh dunia.Baca: Pendukung Timnas Malaysia Merasa ‘Jijik’ Usai Timnya Terpental di Piala AFF U-23 2022Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) juga telah diselenggarakan oleh 428 lembaga, baik yang difasilitasi oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek, maupun yang diselenggarakan secara mandiri oleh pegiat BIPA, pemerintah, dan lembaga di seluruh dunia.Selain itu, bahasa Indonesia juga diajarkan sebagai mata kuliah di sejumlah kampus kelas dunia di Eropa, Amerika Serikat, dan Australia, serta di beberapa perguruan tinggi terkemuka di Asia.“Dengan semua keunggulan yang dimiliki bahasa Indonesia dari aspek historis, hukum, dan linguistik, serta bagaimana bahasa Indonesia telah menjadi bahasa yang diakui secara internasional, sudah selayaknya bahasa Indonesia duduk di posisi terdepan, dan jika memungkinkan menjadi bahasa pengantar untuk pertemuan-pertemuan resmi ASEAN,” tegasnya. Penulis: Cholis AnwarEditor: Cholis Anwar

Baca Juga

Komentar

Terpopuler