Sabtu, 30 September 2023

Pengusaha Minyak Goreng Tuding Pedagang Jadi Biang Kerok Kelangkaan

Murianews
Kamis, 31 Maret 2022 07:33:24
ILUSTRASI: Minyak goreng kemasan yang kini cukup langka di pasar tradisional Kudus. (MURIANEWS/Vega Ma’arijil Ula)
[caption id="attachment_272698" align="alignleft" width="880"]Pengusaha Minyak Goreng Tuding Pedagang Jadi Biyang Kerok Kelangkaan ILUSTRASI: Minyak goreng kemasan yang kini cukup langka di pasar tradisional Kudus. (MURIANEWS/Vega Ma’arijil Ula)[/caption]

MURIANEWS, Jakarta- Pengusaha minyak goreng menuding bahwa biyang kerok kelangkaan miyak goreng dilakukan oleh para pedagang.  Pasalnya, dalam produksi sejauh ini tidak ada masalah, justru yang terjadi masalah adalah pada saat berada di pasar.

Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (Gimni) Sahat Sinaga mengatakan, dari sisi hulu, mulai dari suplai minyak sawit hingga produksi minyak goreng tak pernah ada masalah. Produksi olahan kelapa sawit CPO di Indonesia mencapai 49 juta ton di tahun 2022. Sementara kebutuhan dalam negeri sekitar 19 juta ton.

"Produksi begitu banyak betul pak. Tapi masalahnya bukan soal produksi pak. Kok hilang? Itu yang di pasar itu disparitas harga itu sebabkan hilang di pasar," katanya dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi IV DPR, dikutip dari detik.com, Kamis (31/3/2022).

"Sejak dibuat regulasi ada disparitas harga, kalau ada disparitas harga kalau tidak kontrol kuat, tidak ada kekuatan di negara ini mampu atasi itu. Even di negara komunis pun nggak bisa," imbuh Sahat.

Baca: Cerita Pedagang Grobogan: Beli Minyak Goreng Curah Wajib Belanja Minimal Rp 1 Juta Dulu

Dia menmabahkan, dalam hal ini pedagang minyak goreng dilakukan melakukan penahanan penjualan lantaran kebiijakan yang dikeluarkan pemerintah sering berubah-ubah. Stok yang ditahan menyiratkan pedagang sedang menunggu aturan kembali berubah.

Baca: Sempat Elus Dada dan Bertanya-Tanya Apakah Emak-Emak Hanya Bisa Menggoreng, Megawati Akan Hadiri Demo Masak Tanpa Minyak Goreng

“Makanya, tak heran bila saat ada aturan HET minyak goreng, stok minyak goreng sulit ditemukan di pasar. Ketika HET dicabut baru lah minyak goreng membludak. Kenapa mereka menahan? Karena regulasi? Iya saya kira benar karena pedagang kita anggapnya wah sebentar lagi harga berubah," ungkap Sahat.

"Jadi semua kekuatan akal-akalan di lapangan, itu akal-akalan para pedagang juga, akalnya banyak pak bagaimana dia melihat penjualan berikutnya," lanjutnya.

 

Penulis: Cholis Anwar
Editor: Cholis Anwar
Sumber: Detik.com

Komentar