Jumat, 21 November 2025


MURIANEWS, Jakarta- Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar diberbagai daerah mengalami kelangkaan. Bahkan para pembeli harus antre berjam-jam untuk bisa mendapatkan solar tersebut. Kondisi itu terjadi di Palembang, Bengkulu dan sejumlah daerah lain.

Menanggapi hal itu, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati menduga adanya penyelewengan penggunaan solar subsidi. Dugaan itu secara spesifik ditujukan kepada perusahaan tambang dan sawit.

Hal itu menyusul adanya peningkatan penjualan hingga 93 persen untuk solar bersubsidi. Sementara untuk solar non-subsidi atau Dex Series menurun menjadi hanya 7 persen.

Baca: Penyelewengan Solar Subsidi di Jateng Rugikan Negara Rp 49,9 M

"Ini yang harus kita lihat, apakah betul ini untuk industri logistik dan industri yang tidak termasuk industri besar? Antrean-antrean yang kita lihat ini, kelihatannya justru dari industri-industri besar seperti sawit, tambang. Ini yang harus ditertibkan," ungkap Nicke, dikutip dari Kompas.com, Selasa (29/3/2022).

Mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 191 Tahun 2014, mobil pengangkut hasil tambang dan perkebunan dengan roda lebih dari 6 tidak bisa menggunakan solar subsidi.Baca: Polisi Bongkar Penyelewengan Solar Subsidi di JatengKendati demikian, hingga saat ini pihaknya terus mendistribusikan solar subsidi guna mengurai antrean panjang kendaraan yang terjadi di sejumlah SPBU. Bahkan, penyaluran per Februari 2022 sudah melebihi kuota sekitar 10 persen, dari yang seharusnya 2,27 juta kilo liter (KL) menjadi 2,49 juta KL. Penulis: Cholis AnwarEditor: Cholis AnwarSumber: Kompas.com

Baca Juga

Komentar

Terpopuler