Badan Riset dan Inovasi Nasional Prediksi Awal Ramadan Jatuh Pada 3 April 2022
Murianews
Jumat, 25 Maret 2022 11:54:06
MURIANEWS, Jakarta- Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa pada Badan Riset dan Inovasi Nasional (
BRIN) memprediksi, awal bulan
Ramadan akan jatuh pada 3 April 2022. Hal ini lantaran pada 1 April, ketinggian hilal hanya 2 derajat, sehingga tidak nampak di Indonesia.
Profesor riset bidang Astronomi dan Astrofisika, Pusat Riset Antariksa BRIN Thomas Djamaluddin menyampaikan, dengan ketinggian
hilal yang hanya 2 derajat pada 1 April 2022, maka hilal tidak mungkin terlihat di Indonesia.
“Artinya, jika hilal tidak terlihat pada 1 April, maka jumlah hari pada bulan Sya’ban tahun ini akan digenapkan menjadi 30 hari,” katanya, dikutip dari
Kompas.com, Jumat (25/3/2022)
Baca: Ini Tiga Aturan Jokowi Saat Ramadan dan Mudik Lebaran yang Harus Kamu KetahuiThomas mengatakan, penentuan awal Ramadan sejak 2022 telah menggunakan kriteria baru, yaitu MABIMS sebagaimana yang juga digunakan Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam.
"Sejak awal 2022 Kementerian Agama mengadopsi Kriteria Baru MABIMS, yaitu tinggi bulan minimal 3 derajat dan elongasi minimal 6,4 derajat. Dengan kriteria baru tersebut, posisi bulan di wilayah Indonesia dan negara-negara Brunei Darussalam, Malaysia, dan Singapura (negara-negara MABIMS) belum memenuhi kriteria," ungkap Thomas.Kendati demikian, pihaknya meminta kepada masyarakat agar tetap menunggu keputusan resmi dari pemerintah terkait penentuan awal bulan
Ramadan ini, yakni melalui sidang isbat yang dilakukan oleh Kementerian Agama (Kemenag). Penulis: Cholis AnwarEditor: Cholis AnwarSumber:
Kompas.com
[caption id="attachment_212781" align="alignleft" width="880"]

Ilustrasi. (Pixabay)[/caption]
MURIANEWS, Jakarta- Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa pada Badan Riset dan Inovasi Nasional (
BRIN) memprediksi, awal bulan
Ramadan akan jatuh pada 3 April 2022. Hal ini lantaran pada 1 April, ketinggian hilal hanya 2 derajat, sehingga tidak nampak di Indonesia.
Profesor riset bidang Astronomi dan Astrofisika, Pusat Riset Antariksa BRIN Thomas Djamaluddin menyampaikan, dengan ketinggian
hilal yang hanya 2 derajat pada 1 April 2022, maka hilal tidak mungkin terlihat di Indonesia.
“Artinya, jika hilal tidak terlihat pada 1 April, maka jumlah hari pada bulan Sya’ban tahun ini akan digenapkan menjadi 30 hari,” katanya, dikutip dari
Kompas.com, Jumat (25/3/2022)
Baca: Ini Tiga Aturan Jokowi Saat Ramadan dan Mudik Lebaran yang Harus Kamu Ketahui
Thomas mengatakan, penentuan awal Ramadan sejak 2022 telah menggunakan kriteria baru, yaitu MABIMS sebagaimana yang juga digunakan Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam.
"Sejak awal 2022 Kementerian Agama mengadopsi Kriteria Baru MABIMS, yaitu tinggi bulan minimal 3 derajat dan elongasi minimal 6,4 derajat. Dengan kriteria baru tersebut, posisi bulan di wilayah Indonesia dan negara-negara Brunei Darussalam, Malaysia, dan Singapura (negara-negara MABIMS) belum memenuhi kriteria," ungkap Thomas.
Kendati demikian, pihaknya meminta kepada masyarakat agar tetap menunggu keputusan resmi dari pemerintah terkait penentuan awal bulan
Ramadan ini, yakni melalui sidang isbat yang dilakukan oleh Kementerian Agama (Kemenag).
Penulis: Cholis Anwar
Editor: Cholis Anwar
Sumber:
Kompas.com