Indonesia Defisit Kedelai, Mentan Nilai Pemerintah Butuh Impor Sekitar 3 Juta Ton
Murianews
Selasa, 22 Maret 2022 16:35:34
MURIANEWS, Jakarta- Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, kebutuhan
kedelai dalam negeri saat ini sudah mengalami defisit. Sehingga, pemerintah harus segera melakukan impor sekitar 3 juta ton untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Menurutnya, kebutuhan tersebut berdasarkan Data Prognosa Neraca Komoditas Pangan Strategis Kementerian Pertanian, neraca antara ketersediaan dan kebutuhan
kedelai dalam negeri diperkirakan defisit 2,5 juta ton, tepatnya 2.592.226 ton.
Pemerintah diperkirakan perlu mengimpor 2.842.226 ton kedelai tahun ini, untuk menambal kebutuhan dalam negeri 2.983.511 ton. Sebab, ketersediaan
kedelai tanpa impor tahun ini disebut hanya 391.285 ton.
“Untuk komoditi kedelai, bawang putih, daging lembu sapi, dan gula konsumsi pemenuhannya selain dari produksi dalam negeri juga dari substitusi impor yang ada,” kata Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam rapat kerja bersama Komisi IV DPR RI, Selasa (22/3/2022).
Baca:
Mendag Ungkap Penyebab Naiknya Harga Kedelai, Salah Satunya MengejutkanDia menambahkan, dari segi kuantitas impor kedelai akan menjadi impor terbesar dibandingkan komoditas-komoditas pangan strategis lain yang juga diperkirakan butuh impor.
"Sebagai pemerintah memproyeksikan impor bawang putih sebesar 366.900 ton, gula konsumsi 234.692 ton, dan daging sapi 134.356 ton," imbuhnya.Syahrul mengklaim bahwa memang perlu melakukan stabilisasi
kedelai. Ia menyebut sejumlah agenda telah disusun untuk itu. Bahkan dia sudah mempunyai target jangka pendek dan panjang.“Jangka pendek atau darurat/SOS dengan buffer stock 20.000 ton in/out. Agenda temporer memperluas tanaman
kedelai, April, Juni, Juli, Oktober, masing-masing 300.000 hektar, dan agenda permanen memperluas tanaman kedelai dengan target 1 juta hektar tahun depan,” tutupnya. Penulis: Cholis AnwarEditor: Cholis AnwarSumber:
Kompas.com
[caption id="attachment_251050" align="alignleft" width="880"]

Mentan saat meninjau sistem pertanian yang dikembangkan Balingtan Pati. (MURIANEWS/Cholis Anwar)[/caption]
MURIANEWS, Jakarta- Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, kebutuhan
kedelai dalam negeri saat ini sudah mengalami defisit. Sehingga, pemerintah harus segera melakukan impor sekitar 3 juta ton untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Menurutnya, kebutuhan tersebut berdasarkan Data Prognosa Neraca Komoditas Pangan Strategis Kementerian Pertanian, neraca antara ketersediaan dan kebutuhan
kedelai dalam negeri diperkirakan defisit 2,5 juta ton, tepatnya 2.592.226 ton.
Pemerintah diperkirakan perlu mengimpor 2.842.226 ton kedelai tahun ini, untuk menambal kebutuhan dalam negeri 2.983.511 ton. Sebab, ketersediaan
kedelai tanpa impor tahun ini disebut hanya 391.285 ton.
“Untuk komoditi kedelai, bawang putih, daging lembu sapi, dan gula konsumsi pemenuhannya selain dari produksi dalam negeri juga dari substitusi impor yang ada,” kata Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam rapat kerja bersama Komisi IV DPR RI, Selasa (22/3/2022).
Baca:
Mendag Ungkap Penyebab Naiknya Harga Kedelai, Salah Satunya Mengejutkan
Dia menambahkan, dari segi kuantitas impor kedelai akan menjadi impor terbesar dibandingkan komoditas-komoditas pangan strategis lain yang juga diperkirakan butuh impor.
"Sebagai pemerintah memproyeksikan impor bawang putih sebesar 366.900 ton, gula konsumsi 234.692 ton, dan daging sapi 134.356 ton," imbuhnya.
Syahrul mengklaim bahwa memang perlu melakukan stabilisasi
kedelai. Ia menyebut sejumlah agenda telah disusun untuk itu. Bahkan dia sudah mempunyai target jangka pendek dan panjang.
“Jangka pendek atau darurat/SOS dengan buffer stock 20.000 ton in/out. Agenda temporer memperluas tanaman
kedelai, April, Juni, Juli, Oktober, masing-masing 300.000 hektar, dan agenda permanen memperluas tanaman kedelai dengan target 1 juta hektar tahun depan,” tutupnya.
Penulis: Cholis Anwar
Editor: Cholis Anwar
Sumber:
Kompas.com