Jumat, 21 November 2025


MURIANEWS, Jakarta- Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, kebutuhan kedelai dalam negeri saat ini sudah mengalami defisit. Sehingga, pemerintah harus segera melakukan impor sekitar 3 juta ton untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Menurutnya, kebutuhan tersebut berdasarkan Data Prognosa Neraca Komoditas Pangan Strategis Kementerian Pertanian, neraca antara ketersediaan dan kebutuhan kedelai dalam negeri diperkirakan defisit 2,5 juta ton, tepatnya 2.592.226 ton.

Pemerintah diperkirakan perlu mengimpor 2.842.226 ton kedelai tahun ini, untuk menambal kebutuhan dalam negeri 2.983.511 ton. Sebab, ketersediaan kedelai tanpa impor tahun ini disebut hanya 391.285 ton.

“Untuk komoditi kedelai, bawang putih, daging lembu sapi, dan gula konsumsi pemenuhannya selain dari produksi dalam negeri juga dari substitusi impor yang ada,” kata Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam rapat kerja bersama Komisi IV DPR RI, Selasa (22/3/2022).

BacaMendag Ungkap Penyebab Naiknya Harga Kedelai, Salah Satunya Mengejutkan

Dia menambahkan, dari segi kuantitas impor kedelai akan menjadi impor terbesar dibandingkan komoditas-komoditas pangan strategis lain yang juga diperkirakan butuh impor.
"Sebagai pemerintah memproyeksikan impor bawang putih sebesar 366.900 ton, gula konsumsi 234.692 ton, dan daging sapi 134.356 ton," imbuhnya.Syahrul mengklaim bahwa memang perlu melakukan stabilisasi kedelai. Ia menyebut sejumlah agenda telah disusun untuk itu. Bahkan dia sudah mempunyai target jangka pendek dan panjang.“Jangka pendek atau darurat/SOS dengan buffer stock 20.000 ton in/out. Agenda temporer memperluas tanaman kedelai, April, Juni, Juli, Oktober, masing-masing 300.000 hektar, dan agenda permanen memperluas tanaman kedelai dengan target 1 juta hektar tahun depan,” tutupnya. Penulis: Cholis AnwarEditor: Cholis AnwarSumber: Kompas.com

Baca Juga

Komentar

Terpopuler