Jumat, 21 November 2025


MURIANEWS, Jakarta- Melimpahnya minyak goreng di toko modern dan pasar tradisional ketika Harga Eceran Tertinggi (HET) dicabut oleh pemerintah, memunculkan berbagai pertanyaan. Bahkan legislator dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Achmad Baidowi atau Awiek menduga bahwa minyak goreg itu sebelumnya memang sengaja ditimbun.

Dimungkinkan, penimbunan dilakukan oleh distributor dan produsen, sehingga membuat keberadaan minyak goreng di pasaran langka pada saat harganya murah. Namun, pada saat harganya Kembali mahal, ketersediannya justru melimpah.

"Pasokan minyak goreng langsung tersedia di berbagai toko, bahkan dengan harga mencapai Rp 25 ribu. Ini berarti ada yang sengaja menahan pasokan alias menimbun, tunggu HET dicabut baru pasokan dikeluarkan," kata Awiek, dikutip dari detik.com, Kamis (17/3/2022).

Baca: HET Dicabut, Minyak Goreng di Toko Modern Tiba-Tiba Melimpah

Dia menilai, penimbunan itu dilakukan lantaran terjadi selisih harga yang cukup signifikan pada saat HET ditetapkan oleh Kementerian Perdagangan (Kemendag).

"Kemungkinan adanya penimbunan dan kebocoran yang dilakukan oleh oknum produsen atau distributor karena adanya selisih harga di dalam negeri dengan di luar negeri," ujar dia.

Sekretaris Fraksi PPP DPR itu meminta kepolisian dan satgas pangan melacak titik distribusi yang mendadak kebanjiran stok minyak goreng usai aturan HET dicabut.

Baca: Pantau Distribus Minyak Goreng Tiap Hari, Polresta Solo: Ada Penyimpangan Kita Tindak Tegas"Pihak kepolisian dan satgas pangan harus melacak titik distribusi mana yang tiba-tiba pasokan langsung berlimpah satu hari pasca pengumuman HET dicabut," ujar dia.Menurut Awiek, Pemerintah tak bisa menyerahkan harga minyak goreng ke pasaran. Dia mewanti-wanti jangan sampai oknum memanfaatkan momen menjelang bulan Ramadhan untuk menaikkan harga sawit.Baca: Tiga Jam, Seribu Liter Minyak Goreng di Wonogiri Ludes Diserbu Emak-Emak"Pemerintah juga tidak bisa melepas harga minyak goreng kemasan ke pasar bebas karena banyak orang yang pas-pasan pendapatannya mengkonsumsi minyak goreng kemasan juga, termasuk warung-warung makanan. Ini jelang Ramadhan, jangan sampai permintaan yang sedang tinggi dimanfaatkan untuk raup untung besar-besaran dari konglomerat sawit," tegasnya. Penulis: Cholis AnwarEditor: Cholis AnwarSumber: Detik.com

Baca Juga

Komentar

Terpopuler