. Sementara untuk penjualan selanjutnya akan disesuaikan dengan harga pasar.
Kebijakan pencabutan HET itu pun tuai kritik dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Pasalnya, apabila HET dicabut harga minyak goreng dipasaran justru akan semakin mahal. Imbasnya, rakyat kecil akan semakin sulit mendapatkan.
"Dalam jangka dekat atau dalam beberapa minggu atau bulan ke depan, harga minyak goreng tentu diperkirakan akan melonjak tinggi karena jumlah supply tentu akan lebih rendah dari jumlah permintaan. Hal tersebut tentu jelas-jelas akan sangat memukul kehidupan rakyat kecil," kata Wakil Ketua MUI Anwar Abbas, dikutip dari
, Rabu (16/3/2022).
Melihat hal demikian, Anwar menyatakan nasionalisme dari para pengusaha Indonesia saat ini akan benar-benar diuji. Apakah mereka akan menjadi binatang ekonomi (economic animal) atau akan menjadi pengusaha yang pancasilais.
"Kita lihat dan tunggu saja. Jangan-jangan merekalah sebenarnya yang telah menjadi the real terrorist di negeri ini. Tapi kita berharap mudah-mudahan tidak demikian halnya," kata dia.
Anwar juga menyinggung para pengusaha sawit di Indonesia yang sempat mengalami masalah di pasar luar negeri. Kala itu terjadi pemerintah cepat turun untuk membantu sehingga ekspor mereka ke luar negeri bisa berjalan dengan lancar.
Sebaliknya, Anwar mempertanyakan para pengusaha sawit itu saat masyarakat mengalami kesulitan untuk membeli minyak goreng. Ia menilai mereka tidak mau membantu pemerintah menjaga harga dan ketersediaan barang di pasar-pasar di seantero negeri."Malah mereka terlihat sibuk menangguk keuntungan dengan memanfaatkan peluang bagi mendapatkan keuntungan yang lebih besar dengan mengabaikan dan melanggar ketentuan yang ada," kata dia."Akibatnya rakyat menjadi susah sehingga kapolri terpaksa turun tangan dan berbicara keras kepada para pengusaha tersebut dengan meminta para Kapolda untuk melakukan pengawasan ketat," tegasnya.Penulis: Cholis AnwarEditor: Cholis AnwarSumber:
[caption id="attachment_274636" align="alignleft" width="880"]

Warga Jepara berdesakan mengantre minyak goreng di toko modern. (MURIANEWS/Faqih Mansur Hidayat)[/caption]
MURIANEWS, Jakarta- Pemerintah telah mencabut Harga Eceran Tertinggi (HET)
minyak goreng. Sementara untuk penjualan selanjutnya akan disesuaikan dengan harga pasar.
Kebijakan pencabutan HET itu pun tuai kritik dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Pasalnya, apabila HET dicabut harga minyak goreng dipasaran justru akan semakin mahal. Imbasnya, rakyat kecil akan semakin sulit mendapatkan.
"Dalam jangka dekat atau dalam beberapa minggu atau bulan ke depan, harga minyak goreng tentu diperkirakan akan melonjak tinggi karena jumlah supply tentu akan lebih rendah dari jumlah permintaan. Hal tersebut tentu jelas-jelas akan sangat memukul kehidupan rakyat kecil," kata Wakil Ketua MUI Anwar Abbas, dikutip dari
CNNIndonesia.com, Rabu (16/3/2022).
Baca:
Mulai Besok, Harga Minyak Goreng di Alfamart di atas Rp 23.000 Per Liter
Melihat hal demikian, Anwar menyatakan nasionalisme dari para pengusaha Indonesia saat ini akan benar-benar diuji. Apakah mereka akan menjadi binatang ekonomi (economic animal) atau akan menjadi pengusaha yang pancasilais.
"Kita lihat dan tunggu saja. Jangan-jangan merekalah sebenarnya yang telah menjadi the real terrorist di negeri ini. Tapi kita berharap mudah-mudahan tidak demikian halnya," kata dia.
Anwar juga menyinggung para pengusaha sawit di Indonesia yang sempat mengalami masalah di pasar luar negeri. Kala itu terjadi pemerintah cepat turun untuk membantu sehingga ekspor mereka ke luar negeri bisa berjalan dengan lancar.
Baca:
Tiga Jam, Seribu Liter Minyak Goreng di Wonogiri Ludes Diserbu Emak-Emak
Sebaliknya, Anwar mempertanyakan para pengusaha sawit itu saat masyarakat mengalami kesulitan untuk membeli minyak goreng. Ia menilai mereka tidak mau membantu pemerintah menjaga harga dan ketersediaan barang di pasar-pasar di seantero negeri.
"Malah mereka terlihat sibuk menangguk keuntungan dengan memanfaatkan peluang bagi mendapatkan keuntungan yang lebih besar dengan mengabaikan dan melanggar ketentuan yang ada," kata dia.
"Akibatnya rakyat menjadi susah sehingga kapolri terpaksa turun tangan dan berbicara keras kepada para pengusaha tersebut dengan meminta para Kapolda untuk melakukan pengawasan ketat," tegasnya.
Penulis: Cholis Anwar
Editor: Cholis Anwar
Sumber:
CNNIndonesia.com