mengundurkan diri dari jabatannya. Surat pengunduran diri itu diakui juga sudah dilayangkan ke kantor MUI pusat.
Keputusan pengunduran diri itu disampaikan secara langsung oleh Kyai Miftachul Akhyar, saat memberikan pengarahan dalam rapat gabungan Syuriyah-Tanfidziyah PBNU di kampus Unusia Parung, Bogor, Jawa Barat.
(Ahwa) Muktamar ke-34 NU menyetujui penetapan saya sebagai Rais Aam, ada usulan agar saya tidak merangkap jabatan. Saya langsung menjawab
(kami dengarkan dan kami patuhi). Jawaban itu bukan karena ada usulan tersebut, apalagi tekanan," ujar KH Miftachul Akhyar, dikutip dari
, Rabu (9/3/2022).
Beliau kemudian menceritakan proses pemilihan dirinya menjadi Ketum MUI pada November 2020 lalu. Beliau mengaku dirayu dan diyakinkan hampir dua tahun untuk bersedia menjadi Ketum MUI.
"Semula saya keberatan, tapi kemudian saya takut menjadi orang pertama yang berbuat 'bid'ah' di dalam NU. Karena selama ini Rais Aam PBNU selalu menjabat Ketua Umum MUI," jelasnya.Sementara Ketua Badan Pembinaan dan Pengembangan Organisasi MUI Salahuddin Al-Aiyub membenarkan ikhwal pengunduran diri KH Miftachul Akhyar dari Ketua Umum MUI. Bahkan pihaknya telah menerima surat pengunduran diri tersebut.
"Awal pekan ini, surat tersebut telah kami terima. Selanjutnya, MUI akan merespons surat tersebut sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku di internal MUI," tegas Salahuddin.Penulis: Cholis AnwarEditor: Cholis AnwarSumber:
[caption id="attachment_277070" align="alignleft" width="880"]

KH. Miftachul Akhyar (nu.or.id)[/caption]
MURIANEWS, Bogor- Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (
MUI)
KH. Miftachul Akhyar mengundurkan diri dari jabatannya. Surat pengunduran diri itu diakui juga sudah dilayangkan ke kantor MUI pusat.
Keputusan pengunduran diri itu disampaikan secara langsung oleh Kyai Miftachul Akhyar, saat memberikan pengarahan dalam rapat gabungan Syuriyah-Tanfidziyah PBNU di kampus Unusia Parung, Bogor, Jawa Barat.
"Di saat
Ahlul Halli Wal Aqdi (Ahwa) Muktamar ke-34 NU menyetujui penetapan saya sebagai Rais Aam, ada usulan agar saya tidak merangkap jabatan. Saya langsung menjawab
sami'na wa atha'na (kami dengarkan dan kami patuhi). Jawaban itu bukan karena ada usulan tersebut, apalagi tekanan," ujar KH Miftachul Akhyar, dikutip dari
nu.or.id, Rabu (9/3/2022).
Baca:
Temui Rais Aam PBNU, AHY: Demokrat dan NU Punya Kesamaan
Beliau kemudian menceritakan proses pemilihan dirinya menjadi Ketum MUI pada November 2020 lalu. Beliau mengaku dirayu dan diyakinkan hampir dua tahun untuk bersedia menjadi Ketum MUI.
"Semula saya keberatan, tapi kemudian saya takut menjadi orang pertama yang berbuat 'bid'ah' di dalam NU. Karena selama ini Rais Aam PBNU selalu menjabat Ketua Umum MUI," jelasnya.
Sementara Ketua Badan Pembinaan dan Pengembangan Organisasi MUI Salahuddin Al-Aiyub membenarkan ikhwal pengunduran diri KH Miftachul Akhyar dari Ketua Umum MUI. Bahkan pihaknya telah menerima surat pengunduran diri tersebut.
Baca:
Pengurus PBNU Masa Khidmah 2022-2027 Dikukuhkan
"Awal pekan ini, surat tersebut telah kami terima. Selanjutnya, MUI akan merespons surat tersebut sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku di internal MUI," tegas Salahuddin.
Penulis: Cholis Anwar
Editor: Cholis Anwar
Sumber:
nu.or.id