Mahfud Md Sebut yang Ditakuti Karuptor Bukan Penjara Tapi Kemiskinan
Murianews
Jumat, 4 Maret 2022 16:36:28
MURIANEWS, Jakarta- Menko Polhukam
Mahfud Md menyebut koruptor tidak takut dipenjara, tetapi koruptor takut dengan kemiskinan. Kalau pun koruptor hidup dalam penjara, tetapi apabila dompetnya masih tebal, istrinya masih bisa hidup enak dengan hasil korupsi, justru dia terasa baik-baik saja.
"Yang ditakuti koruptor itu sebenarnya bukan penjara, tapi kemiskinan. Seolah-olah penjara tidak menjadi soal bagi mereka asal dompetnya masih tebal, anak-istri masih hidup enak, masih bisa jalan-jalan ke luar negeri karena aset hasil korupsi masih bisa disembunyikan untuk kemudian digunakan," kata
Mahfud dalam webinar 'Kick-off G20' di YouTube KPK, Jumat (4/3/2022).
Dia juga menjelaskan Bagaimana agar negara bisa bebas dari korupsi, salah satunya adalah dengan menjalankan negara secara demokratis. Bahkan demokrasi diakuinya dapat membangun tatanan pemerintahan yang lebih baik dan bersih. Sehingga demokratisasi yang sesungguhnya ini perlu menjadi perhatian serius bagi pemerintah.
Baca: Para Siswa di Kudus Ingin Koruptor Dihukum BeratNamun, Mahfud menyebut, berdasarkan salah satu hasil penelitian mantan wartawan di Australia, korupsi di Indonesia susah dibersihkan. Dia mengatakan hal itu disebabkan adanya
praktik demokrasi yang salah.
"Berdasarkan hasil penelitian sebuah disertasi yang ditulis oleh mantan
wartawan kita di Australia yang menyebutkan bahwa di Indonesia aneh. Anehnya apa? Indonesia itu melakukan reformasi, melakukan demokratisasi, membangun demokrasi agar korupsi bersih, karena di negara-negara lain kalau demokrasi bagus, maka korupsinya bisa dibersihkan," katanya.
Baca: Hakordia: Mak, Izinkan Anakmu jadi Musuh Koruptor"Tetapi katanya hasil penelitian itu di Indonesia justru sejak demokratisasi malah korupsinya bertambah. Apakah demokrasinya yang salah? Tidak, berarti praktik demokrasinya yang salah dan kalau sudah bicara praktik demokrasi salah," tambahnya.Dalam praktik pemberantasan korupsi, lanjut
Mahfud, masyarakat tidak hanya bertumpu pada KPK semata. Tetapi butuh sinergitas yang kuat kepada seluruh elemen untuk memberantas korupsi.“Nah Saudara sekalian saya sebagai Menko Polhukam tidak henti-hentinya mengingatkan kepada seluruh aparat penegak hukum untuk selalu bersinergi dalam penegakan hukum," tutupnya Penulis: Cholis AnwarEditor: Cholis Anwar
[caption id="attachment_253766" align="alignleft" width="880"]

Menko Polhukam Mahfud MD (Instagram/@mohmahfudmd)[/caption]
MURIANEWS, Jakarta- Menko Polhukam
Mahfud Md menyebut koruptor tidak takut dipenjara, tetapi koruptor takut dengan kemiskinan. Kalau pun koruptor hidup dalam penjara, tetapi apabila dompetnya masih tebal, istrinya masih bisa hidup enak dengan hasil korupsi, justru dia terasa baik-baik saja.
"Yang ditakuti koruptor itu sebenarnya bukan penjara, tapi kemiskinan. Seolah-olah penjara tidak menjadi soal bagi mereka asal dompetnya masih tebal, anak-istri masih hidup enak, masih bisa jalan-jalan ke luar negeri karena aset hasil korupsi masih bisa disembunyikan untuk kemudian digunakan," kata
Mahfud dalam webinar 'Kick-off G20' di YouTube KPK, Jumat (4/3/2022).
Dia juga menjelaskan Bagaimana agar negara bisa bebas dari korupsi, salah satunya adalah dengan menjalankan negara secara demokratis. Bahkan demokrasi diakuinya dapat membangun tatanan pemerintahan yang lebih baik dan bersih. Sehingga demokratisasi yang sesungguhnya ini perlu menjadi perhatian serius bagi pemerintah.
Baca: Para Siswa di Kudus Ingin Koruptor Dihukum Berat
Namun, Mahfud menyebut, berdasarkan salah satu hasil penelitian mantan wartawan di Australia, korupsi di Indonesia susah dibersihkan. Dia mengatakan hal itu disebabkan adanya
praktik demokrasi yang salah.
"Berdasarkan hasil penelitian sebuah disertasi yang ditulis oleh mantan
wartawan kita di Australia yang menyebutkan bahwa di Indonesia aneh. Anehnya apa? Indonesia itu melakukan reformasi, melakukan demokratisasi, membangun demokrasi agar korupsi bersih, karena di negara-negara lain kalau demokrasi bagus, maka korupsinya bisa dibersihkan," katanya.
Baca: Hakordia: Mak, Izinkan Anakmu jadi Musuh Koruptor
"Tetapi katanya hasil penelitian itu di Indonesia justru sejak demokratisasi malah korupsinya bertambah. Apakah demokrasinya yang salah? Tidak, berarti praktik demokrasinya yang salah dan kalau sudah bicara praktik demokrasi salah," tambahnya.
Dalam praktik pemberantasan korupsi, lanjut
Mahfud, masyarakat tidak hanya bertumpu pada KPK semata. Tetapi butuh sinergitas yang kuat kepada seluruh elemen untuk memberantas korupsi.
“Nah Saudara sekalian saya sebagai Menko Polhukam tidak henti-hentinya mengingatkan kepada seluruh aparat penegak hukum untuk selalu bersinergi dalam penegakan hukum," tutupnya
Penulis: Cholis Anwar
Editor: Cholis Anwar