Jumat, 21 November 2025


MURIANEWS, Jakarta- Pemerintah tahun ini telah mengeluarkan anggaran sebanyak Rp 61 triliun untuk menyubsidi Elpiji. Diperkirakan, anggaran subsidi bakal terus meningkat hingga 2024 mendatang.

Hal ini lantaran pemakaian kompor gas di tingkat masyarakat masih lebih banyak dibandingkan dengan kompor listrik. Bahkan diakui juga, pemakaian gas elpiji masih lebih irit dibandingkan dengan menggunakan listrik.

Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengatakan, pemakaian elpigi memang dianggap lebih murah dari kompor listrik. Padahal kalau dicermati, harga elpiji di pasaran adalah harga dengan subsidi dari APBN.

Harga keekonomian elpiji sebelum disubsidi APBN adalah Rp13.500 per kg, yang kemudian Harga Eceran Tertinggi (HET) elpiji subsidi dibanderol Rp7.000 per kg. Artinya, pemerintah mengeluarkan subsidi Rp 6.500 per Kg elpiji.

Baca: Tahun Ini, Menteri Investasi Bakal Stop 50 Persen Elpiji Ganti dengan DME

"Jadi seakan-akan elpiji ini lebih murah dari kompor listrik. Padahal ini membebani APBN. Ada komponen subsidi dari APBN sekitar Rp 6.500," ujar Darmawan dilansir dari CNNIndonesia.com, Selasa (15/2/2022).
Darmawan mengungkapkan tingginya subsidi tak lepas dari tingginya ketergantungan RI terhadap impor elpiji. Tercatat, impor elpiji dari tahun ke tahun terus naik seiring dengan meningkatnya konsumsi masyarakat. Pada 2024 diprediksi impor elpiji bisa mencapai Rp 67,8 triliun.Baca: Harga Elpiji Nonsubsidi Indonesia Lebih Murah Daripada Negara-Negara IniUntuk itu, PLN siap mendukung program konversi kompor elpiji ke kompor induksi tahun ini. Langkah ini untuk mendukung upaya pemerintah membangun kemandirian energi dan juga menghemat anggaran pendapatan belanja negara (APBN). Penulis: Cholis AnwarEditor: Cholis AnwarSumber: CNNIndonesia.com

Baca Juga

Komentar

Terpopuler